Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (FISIP UM Tapsel) menggelar Kuliah Umum bagi mahasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Program Studi Administrasi Publik Angkatan II, Jumat (26/9), di Ruang Seminar UM Tapsel. Kegiatan ini diikuti ratusan peserta, baik mahasiswa reguler maupun mahasiswa RPL angkatan I dan II, dengan mengangkat tema “Peningkatan Kapasitas Aparatur.”
Hadir dalam acara tersebut Dekan FISIP UM Tapsel, Dr. Nurhamidah Gajah, S.Sos., M.AP., Ketua Prodi Administrasi Publik Natalia Parapat, S.Sos., M.AP., para dosen, serta tenaga kependidikan FISIP UM Tapsel.
Dalam sambutannya, Dr. Nurhamidah menegaskan bahwa program RPL hadir sebagai solusi bagi aparatur pemerintahan, khususnya di tingkat desa, yang sudah bekerja lebih dari dua tahun namun masih berijazah SMA. Melalui RPL, para aparatur memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi untuk memperoleh gelar sarjana tanpa harus meninggalkan pekerjaan.
“Program ini sangat diminati karena masa studi relatif singkat, hanya satu setengah tahun atau tiga semester. Tahun ini terdaftar 23 mahasiswa dengan total pendaftar 85 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 20 mahasiswa dengan 24 pendaftar. Sebagian masih terkendala administrasi, mudah-mudahan segera selesai sehingga jumlah mahasiswa terus bertambah,” jelasnya.
Nurhamidah juga menegaskan bahwa mutu akademik tetap menjadi prioritas. Seluruh mekanisme pembelajaran RPL telah sesuai dengan ketentuan pemerintah melalui aplikasi SIERRA (Sistem E-Rekomendasi Rekognisi Pembelajaran Lampau Akademik) milik Kemdikbudristek.
“Perkuliahan ini bukan formalitas. Mahasiswa RPL tetap wajib hadir, mengerjakan tugas, dan mengikuti proses akademik. Kalau lalai, bisa saja tidak lulus, sebagaimana pernah terjadi pada angkatan pertama,” tegasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Mandailing Natal, Irsal Pariadi, S.STP., hadir sebagai narasumber dengan materi bertajuk “Sinergi Bersama Membangun Desa.”
Dalam paparannya, Irsal menekankan pentingnya inovasi dalam pembangunan desa. Menurutnya, pemerintah desa harus berani menciptakan terobosan demi meningkatkan kapasitas masyarakat dan pendapatan desa.
“Desa yang maju lahir dari aparatur yang mau belajar dan berani berubah. Jangan takut mencoba hal baru, karena inovasi adalah kunci kemajuan,” ujarnya.
Ia juga mendorong perangkat desa untuk terus meningkatkan kapasitas diri melalui pendidikan, salah satunya lewat program RPL di FISIP UM Tapsel.
“Kepala desa dan perangkatnya harus membuka diri. Dengan pendidikan, aparatur bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan serta lebih cerdas dalam melayani masyarakat,” tambah Irsal.
Acara ditutup dengan penyerahan cendera mata dari Dekan FISIP UM Tapsel kepada Kadis PMD Kabupaten Mandailing Natal, dilanjutkan dengan sesi foto bersama seluruh peserta.