Cara aman berinvestasi online dibahas dalam Literasi Digital Kabupaten Asahan, Jumat (30/7) dpada sesi Keamanan Digital yang dibawakan oleh Dani Susetiawan (Direktur PT. Royal Berkah Jacatra, Vice Chairman Sobat Cyber Indonesia, dan Founder Digest Club Indonesia).
mengangkat tema “Cara Aman Berinvestasi Online”. Dani menjelaskan investasi online adalah proses penanaman modal yang akan digunakan untuk mendanai sebuah perusahaan dimana penanaman modal tersebut bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan dilakukan secara online, sehingga pengawasan pun bisa dilakukan secara online. Jenis-jenis investasi, antara lain emas, properti, reksadana, valuta asing, dan saham.
Cara aman investasi online, antara lain memilih aplikasi yang terpercaya, mencari tahu kinerja manajer investasi, menentukan besaran modal yang akan diinvestasikan, menghitung keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan, melihat peluang dari fitur aplikasi online, lakukan riset, melihat perkembangan harga saham, buat rencana, ketahui pilihan anda, dan jangan melakukan transaksi di luar aplikasi online. Waktu yang tepat untuk berinvestasi ialah semakin dini untuk melakukan investasi, peluang untuk mendapatkan keuntungannya pun akan semakin besar dan untuk waktu yang lebih akurat, bisa dengan cara menggunakan aplikasi, dan melihat fitur perkembangan Investasi.
Literasi Digital digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.
4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.
Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Sumatera Utara yaitu, H. Edy Rahmayadi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Anthony Leong (CEO Menara Digital), pada sesi Kecakapan Digital. Anthony memaparkan tema “Pentingnya Memiliki Digital Skill Di Masa Pandemi Covid-19”.
Dalam pemaparannya, Anthony menjelaskan keterampilan digital akan menjadi modal utama bangsa Indonesia mewujudkan cita-cita sebagai negara maju pada 2045 mendatang. Lewat kelihaian para generasi muda dalam mengelola teknologi digital diharapkan nantinya lahir inovasi dan terobosan yang mampu menguatkan ekonomi bangsa.
Digital Skills yang perlu dimiliki di masa pandemi covid-19, antara lain kecakapan menggunakan aplikasi pembelajaran, kecakapan menggunakan aplikasi digital marketing, kecakapan menggunakan aplikasi membuat kreatif, dan kecakapan menggunakan aplikasi bidang keuangan dan berbankan
Kecapakan menggunakan aplikasi pembelajaran, kecakapan ini dibutuhkan dalam rangka memudahkan proses pembelajaran. Digital marketing merupakan alat sebagai perantara komunikasi pemasaran yang saat ini banyak digunakan media sosial dalam memperkenalkan produk atau jasa di dunia modern.
Konten yang apik dan kreatif akan lebih menarik perhatian pengguna internet dan sosial media. Bahkan kini setiap harinya masyarakat kerap mencari konten untuk memuaskan perasaan mereka. Menggunakan aplikasi digital untuk mendukung transaksi dalam bidang keuangan dan perbankan. Agar memudahkan kebutuhan bagi setiap orang dari masalah keuangan.
Sementara Mizwar SE (Budayawan Sumatera Utara) mengisi sesi Budaya Digital. Mizwar memberikan materi dengan tema “Wawasan Kebudayaan Dalam Proses Transformasi Digital”. Mizwar menjelaskan budaya Indonesia adalah budaya yang terkenal dengan kesantunan, berakhlak mulia, serta ramah tamah.
Adat istiadat serta kearifan lokal dari masing-masing masyarakatnya yang berubah adalah cara penyajian yang lebih praktis dan efisien berkat dorongan kemajuan teknologi. Dampak positif kebudayaan di era digital antara lain, efektif dan efiesiensi dalam penyajian, ruang lingkup yang mendunia, serta dapat diserap dengan mudah oleh masyarakat luas.
Dampak negatif kebudayaan di era digital meliputi, daya kompetitif masyarakat yang masih cenderung lemah, dapat mempengaruhi karakter, mental, dan emosional masyarakat, serta pengaruh negatif pada budaya asing yang menumpang pada arus kemajuan teknologi.
Langkah strategis dalam pelestarian budaya di era digitalisasi antara lain, perkuat kapasitas pemahaman dan wawasan terhadap budaya, dokumentasikan setiap hal-hal unik secara menarik untuk disajikan pada ruang publik, menyajikan konten-konten kreatif kesenian, kebudayaan, adat istiadat atau kearifan lokal lainnya, serta memaksimalkan media sosial untuk mentransformasikan kebudayaan agar dapat dikonsumsi secara luas oleh masyarakat dunia digital.
Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital, oleh Jumadi, S.Pd., MM (Kepala Cabang Dinas Pendidikan Rantauprapat). Jumadi mengangkat tema “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi Di Media Sosial”.
Jumadi menjelaskan media sosial memang merupakan sarana untuk mewujudkan kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi. Namun perlu ditegaskan bahwa kebebasan berpendapat atau kebebasan berekspresi melalui media mana pun tidak pernah sebebas-bebasnya tanpa batas dan etika. Kebebasan berpendapat dibatasi oleh hak-hak orang lain untuk diperlakukan secara layak dan adil, hak-hak setiap orang untuk mendapati ruang publik yang beradab dan menyejukkan.
Ruang publik ada milik semua orang. Oleh karena itu, siapa pun yang berbicara di ruang publik harus memiliki kedewasaan, sikap bertanggung-jawab dan mampu berempati kepada orang lain. Sangat penting untuk mengingatkan kepada semua pihak, khususnya unsur-unsur politik untuk tidak menggunakan media sosial maupun media massa sebagai sarana untuk menebarkan sikap permusuhan, kebencian, sikap acuh-tak-acuh yang berdimensi politik agama, etnis maupun golongan.
Webinar diakhiri, oleh Felicia (Modelling dan Influencer dengan Followers 36 Ribu). Felicia menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa Media sosial memang memiliki dampak yang besar, apalagi dimasa seperti saat ini. Namun tetap ada dampak positif dan negatifnya. Salah satu dampak positif dari medsos adalah kalian bisa mengksplor diri kalian baik bakat, konten kreator, berjualan dan lain-lain. Negatifnya yaitu jika masyarakat tidak pandai membagi waktu antara kegiatannya dengan bermain media sosial, maka masyarakat akan kecanduan dan akan menjadi malas-malasan.
Kemudian masyarakat dapat menyebarluaskan budaya melalui media sosial. Misalnya seperti dengan menyanyikan atau menarikan lagu daerah lalu mengunggahnya di media sosial. Selain media sosial, investasi juga jelas ada dampak positif dan negatif. Terkadang banyak orang yang melakukan investasi hanya karena ikut-ikutan, tanpa mengerti apa itu investasi sehingga hanya mendapat kerugian. Namun jika benar-benar ingin berinvestasi dan paham, tentu akan mendapatkan untung.
Discussion about this post