Salah seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Christina Romauli Simatupang (27) dihajar keluarga pasien. Video penganiayaan terhadap Christina beredar luas di media sosial (medsos).
Dalam video berdurasi 35 detik itu, tampak suasana mencekam saat sejumlah perawat dan sekuriti RS mencoba menyelamatkan Christina. Dua perawat perempuan berusaha melindungi Christina.
Terlihat seorang pria berbaju merah dan topi putih menjambak rambut korban yang hendak dibawa keluar dari ruang perawatan. Tindakan pria tersebut membuat ketiga perawat histeris ketakutan karena mereka dilarang keluar dari ruangan.
Di depan pintu tampak petugas keamanan bersama perawat perempuan lainnya menyaksikan peristiwa tersebut. Terdengar suara perempuan yang ketakutan mengucap istighfar saat melihat korban ditarik pelaku secara kasar.
Peristiwa tersebut memicu sejumlah orang lain mendatangi lokasi. Ada seorang pria berpakaian sipil yang mengaku sebagai polisi mencoba melerai keributan. Namun pria terduga pelaku tetap emosional dan menghardik. Akhirnya Christina bisa dibawa perawat lain keluar dari lokasi tersebut.
Peristiwa itu diketahui terjadi Kamis (15/4) sekitar pukul 13.30 WIB. Christina pun melaporkan peristiwa yang dialaminya tersebut ke pihak kepolisian.
“Informasi benar, dari laporan korban di SPKT Polrestabes Palembang, kejadian itu terjadi sebuah rumah sakit yang beralamat di kawasan Ilir Barat I, Palembang,” kata Kasubbag Humas Polrestabes Palembang Kompol M Abdullah, Jumat (16/4).
Kepada polisi, Christina mengaku dipanggil ke ruang perawatan nomor 6026 di RS tersebut. Lalu dia ditanya soal cara melepas infus di tangan anak yang dirawat di ruangan tersebut.
Namun belum sempat korban menjawab, terlapor langsung memukul wajah Christina. Meski sempat dilerai oleh perawat lainnya, terlapor tetap memukul kembali wajah korban. Korban sempat berlutut di depan pelaku sambil meminta maaf. Namun terlapor tetap menendang perut dan menjambak rambutnya.
Akibat penganiayaan tersebut, Christina mengalami memar di mata kiri, bengkak di bibir, dan sakit diperut. Korban melapor ke Polrestabes Palembang dan diterima kepolisian dengan Nomor: LP/682/IV/2021/SPKT/Polrestabes Palembang/PoldaSumsel.
Pihak RS Siloam Palembang menyayangkan perbuatan pelaku terhadap korban. Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata, juga membenarkan kejadian yang dialami Christina, pegawainya. Menurutnya, korban mengalami memar di perut dan wajah akibat kejadian itu.
“Kejadian penganiayaan ini semestinya tidak perlu terjadi. Kami, manajemen RS Siloam sangat menyesali perbuatan pelaku, karena kami sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk pasien yang dirawat,” kata Tata, Jumat (16/4).
Peristiwa itu, kata Tata, terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Diketahui, anak pelaku dirawat di lokasi kejadian. Karena sudah diperbolehkan pulang, korban mencabut selang infus.
“Dikarenakan pasien merupakan anak pelaku dan masih berusia dua tahun, sedang aktif-aktifnya, kita berhati-hati untuk mencabut selang infus,” imbuhnya.
Namun, lanjutnya, hal yang tak diinginkan terjadi. Saat itu, ibunya mengendong pasien dan tangan pasien mengeluarkan darah. Perawat sempat mengganti plester sembari menghentikan pendarahan pasien. Tak lama kemudian, terjadi penganiayaan yang dilakukan pria yang kemudian diketahui berinisial JS.
Kasubag Humas Polrestabes Palembang Kompol M Abdullah mengungkapkan, laporan disertai video yang merekam aksi kekerasan terlapor.
Penyidik Satreskrim tengah melakukan persiapan untuk memanggil para saksi dan terlapor memberikan keterangan.
“Laporannya masuk kemarin, penyidik mulai menyelidikinya,” ungkap Abdullah, Jumat (16/4).
Dari informasi yang diterimanya, penganiayaan diawali ketika pelaku bermaksud menjemput anaknya yang sakit di RS itu. Ia emosi mengetahui tangan anaknya berdarah setelah jarum infus dilepas oleh korban.
“Pelapor bersama perawat lain datang setelah dipanggil terlapor. Pelapor meminta maaf, tapi wajahnya dipukul terlapor,” kata dia.
Kemudian, pelaku menyuruh korban meminta maaf kepada keluarganya dengan cara sujud di lantai. Korban pun menuruti kemauan laki-laki itu namun justru kembali dianiaya.
“Saat sujud, minta maaf terlapor menendang perut pelapor sampai tersungkur,” ujarnya.
Emosi pelaku sempat menurun begitu dilerai, tapi langsung naik lagi, dia menjambak rambut korban.
Discussion about this post