Salah seorang dosen Teknik Informatika di Univa Labuhanbatu, Rahmad Aditiya ST MKom tampil sebagai pembicara di webinar Liretasi Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Webinar digelar Rabu (11/8) pukul 13.00 WIB.
Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital maka Kementerian Komunikasi dan Informatika selain meningkatkan infrastruktur digital, juga melakukan program pengembangan sumber daya manusia talenta digital.
Kemkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi di bidang digital. Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Internet saat ini sudah semakin masif dan pentingnya peningkatan kemampuan dan pemahaman masyarakat dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan internet yang benar melalui implementasi program literasi digital di daerah.
Berkenaan dengan hal tersebut, Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kabupaten/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Sumatera Utara Edi Rahmayadi, memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Presiden RI, Joko Widodo juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
MELANIE SOEBONO (Ativis dan Musisi), pada sesi Kecakapan digital. Melanie memaparkan tema “POSITIF, KREATIF, DAN AMAN DI INTERNET”. Dalam pemaparannya, Melanie menjelaskan berdamai dengan digital merupakan syarat untuk menguasai digital. Manusia harus pintar dalam memanfaatkan dunia digital. Terdapat konten positif dan negatif yang ada di media sosial. Semua tergantung pada seseorang ingin mengakses konten negatif maupun positif. Peran orang tua sangat penting untuk mengontrol apa yang sedang diakses oleh anak di media sosial.
Konten negatif yang terdapat pada media sosial berupa hoax dan misleading. Untuk mendapatkan berita hoax dapat dicegah dengan cara mencari informasi yang valid di internet maupun melaporkannya di turn back hoax. Terkadang, terdapat beberapa orang tua yang enggan repot untuk menghadapi teknologi digital namun sebagai anak harus sadar dengan memanfaatkan media sosial untuk konten yang positif karena, jejak digital tidak bisa hilang selamanya.
Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh TRESNA WATI, SPd (Guru Perhotelan dan HUBIN SMK Bahagia Bandung). Tresna mengangkat tema “TIPS DAN TRICK MENGHINDARI PENIPUAN DIGITAL”. Tresna menjabarkan jenis-jenis penipuan digital, meliputi phising, phone scams, SMShing, serta impersonations. Phising merupakan penipuan berkedok transfer perbankan, pembobolan data pengguna e-commerce, atau penipuan layanan streaming berbayar dengan iming-iming gratis.
Phone scams, aksinya biasa menyasar layanan perbankan melalui scam kartu kredit, misalnya penipu menelepon korban dan meminta OTP atau data pribadi lainnya. SMShing, kerap menjerat pelanggan layanan telekomunikasi. Salah satu contohnya, korban dihubungi lewat SMS diberitahu mereka menang sebuah undian. Impersonations, kejahatan ini kerap mengatasnamakan e-commerce bahkan BUMN, misalnya pembagian kuota gratis.
Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari penipuan digital, antara lain menjaga informasi pribadi, jangan memberikan kode otp, jangan mudah tergiur dengan hadiah atau keuntungan yang ditawarkan, tidak mentransfer ke rekening pribadi, serta hanya percaya informasi di situs resmi.
Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh RAHMAD ADITIYA ST MKom (Dosen Fakultas Teknik Informatika UNIVA Labuhanbatu). Rahmad memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL BAGI TENAGA PENDIDIK DAN ANAK DIDIK DI ERA DIGITAL”. Rahmad membahas literasi digital merupakan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, menciptakan, dan mengomunikasikan informasi, yang membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis.
Manfaat literasi digital, antara lain menghemat waktu, lebih hemat biaya, memperluas jaringan, membuat keputusan yang lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, memperoleh informasi terkini dengan cepat, ramah lingkungan, serta memperkaya keterampilan.
Literasi digital dilingkungan sekolah, meliputi anak didik dianjurkan membaca melalui aplikasi digital, tenaga pendidik mengajak para peserta didik untuk menulis lewat aplikasi digital, warga sekolah berkomunikasi menggunakan teknologi digital, serta sekolah menyediakan kelas virtual bagi anak didiknya. Kompetensi dasar yang wajib dimiliki tenaga pendidik dan anak didik, diantaranya mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusikan, memproduksi, berpartisipasi, serta berkolaborasi.
Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh BAMBANG KURNIAWAN, SPDd MPd (Guru SD dan Pengurus Komunitas SIMPKB). Bambang mengangkat tema “TIPS MENGENALI BERITA PALSU DAN VERIFIKASI”. Bambang menjelaskan berita palsu atau hoax merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, tetapi dijual sebagai kebenaran.Tujuan dari berita palsu, meliputi membuat masyarakat tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Beberapa tips untuk mengenali berita palsu dan verifikasi, antara lain perhatikan judul berita atau tautan, baca menyeluruh isi berita, perhatikan URL atau situs web yang tertera, cek foto menggunakan google image search, perhatikan waktu-tempat-tanggal kejadian, serta cek kredibilitas dari narasumber.
Webinar diakhiri, oleh BELLA SUGITTA (Influencer dengan Followers 18,4 Ribu). Bella menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa manusia harus pintar dalam memanfaatkan dunia digital. Terdapat konten positif dan negatif yang ada di media sosial. Semua tergantung pada seseorang ingin mengakses konten negatif maupun positif.
Peran orang tua sangat penting untuk mengontrol apa yang sedang diakses oleh anak di media sosial. Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari penipuan digital, antara lain menjaga informasi pribadi, jangan memberikan kode otp, jangan mudah tergiur dengan hadiah atau keuntungan yang ditawarkan, tidak mentransfer ke rekening pribadi, serta hanya percaya informasi di situs resmi.
Literasi digital di lingkungan sekolah, meliputi anak didik dianjurkan membaca melalui aplikasi digital, tenaga pendidik mengajak para peserta didik untuk menulis lewat aplikasi digital, warga sekolah berkomunikasi menggunakan teknologi digital, serta sekolah menyediakan kelas virtual bagi anak didiknya. Tips untuk mengenali berita palsu dan verifikasi, antara lain perhatikan judul berita atau tautan, baca menyeluruh isi berita, perhatikan URL atau situs web yang tertera, cek foto menggunakan google image search, perhatikan waktu-tempat-tanggal kejadian, serta cek kredibilitas dari narasumber.
Discussion about this post