Ketua Umum PC IMM Deliserdang Arief Perdiansyah mengecam tindakan arogan aparat kepolisian yang bertindak anarkis saat kelompok Cipayung Plus melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembubaran DPR-RI pada 27 agustus 2025.
Aksi tersebut berujung anarkis yang disebab adanya tindakan represif aparat kepolisian kepada mahasiswa.
“Demonstrasi adalah suatu bentuk kebebasan berpendapat dan aparat harus memberikan rasa aman. Namun pada hari ini kita melihat, aparat kepolisian itu justru memberikan rasa aman terhadap wakil-wakil rakyat yang mengkhianati kami. Kami datang bukan untuk ribut, bahkan tak ada satu pun dari kami yang membawa perlengkapan perang, kami datang untuk menyadarkan wakil kami di legislatif, bahwasannya masih ada yang lebih krusial dari pada membahas terkait tunjangan perumahan di tengah efisiensi,” ucapnya saat memberikan keterangan, Kamis (28/8/2025).
Arief mengatakan, banyak permasalahan yang harus diselesaikan oleh DPR, dan jangan hanya bisa mendapatkan tunjangan perumahan dewan yang sehari mengendarai mobil mewah.
“lebih krusial mana, mewujudkan kesejahteraan guru yang selama ini mereka cita citakan atau membahas terkait tunjangan perumahan dewan yang sehari mengendarai mobil mewah, mereka itu harus sadar diri, posisi mereka adalah wakil rakyat, mewakili kepentingan rakyat, mewujudkan keinginan rakyat, bukan untuk melayani kepentingan pribadi dan memperkaya diri sendiri sebagai modal pemilu nantinya,” ucapnya.
Dirinya menegaskan untuk melakukan aksi arogan kepada mahasiswa yang awalnya hanya sekedar memberikan aspirasi, dan menolak adanya kebijakan yang dibuat DPR dan tidak berpihak kepada rakyat.
“Sekali lagi, saya mengecam tindakan arogan aparat kepolisian. saya rasa tindakan ini berlebihan dan menciderai hak kami sebagai sosial kontrol untuk menyadarkan wakil rakyat kami, atas nama ibu pertiwi, saya mengecam tindakan tersebut,” ucap Arief.