Pasca ditemukannya jasad Elpi Manik, Guru SMP Cinta Rakyat yan juga s guru pembimbing Ganesha Operation (GO) di Bendungan belakang rumahnya, di Nagori Laras Dua, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sabtu (22/12/2018) lalu, bererdar kabar bahwa korban dibunuh mantan pacarnya bermarga Siadari, karena sakit hati akibat diputuskan.
Ferdi Erdi Siadari (26), mantan kekasih korban, menepis semua isue yang beredar di tengah masyarakat tersebut. Pria yang juga bekerja sebagai guru ini menjelaskan bahwa ia sudah diperiksa Polisi selama 24 jam di Asrama Polisi (Aspol) Polres Simalungun, terkait meninggalnya korban.
Dalam pemeriksaan itu, Penyidik menyatakan tidak ada bukti ia terkait dengan tewasnya mantan kekasihnya itu.
“Aku juga baru tahu dari pacarku kalau dia (korban) meninggal. Beberapa jam setelah itu, barulah aku dihubungi Polisi dan minta bertemu, sebelum akhirnya dibawa ke Aspol” ujarnya.
Selain Handphone miliknya disita petugas untuk kepentingan penyelidikan, Ferdi juga mengaku dicerca berbagai pertanyaan tentang hubungannya dengan korban, keberadaan dirinya dalam kurun waktu empat hari terakhir, hingga hal-hal yang berkaitan dengan korban.
Tidak hanya dirinya, Ferdi juga mengaku bahwa pacarnya Boru Limbong turut diperiksa petugas. Namun menurut Ferdi, hal itu justru sebagai salah satu bukti bahwa ia tidak berkaitan dengan tewasnya korban.
“Hari Rabu, Kamis dan Jumat aku selalu bersama dia (Pacar).
Kami selalu makan sama sebelum aku pulang ke Sidamanik. Jadi itu jugalah yang menjadi bukti kalau aku tidak tahu menahu tentang kasus ini,” ungkapnya.
Mengenai dirinya yang diduga sebagai pelaku pembunuhan, Ferdi mengaku kecewa dengan informasi yang beredar tersebut. Selain membuatnya dirinya dan keluarga syok, ia juga mengaku malu karena kini menjadi buah bibir di tengah masyarakat.
Ia berharap Polisi segera mengungkap kasus pembunuhan ini, agar selain membuat pihak keluarga sedikit terobati, juga membuat namanya dan keluarga kembali baik.
Pacaran Delapan Bulan
Ferdi Erdi Siadari, mantan kekasih korban yang sempat diperiksa polisi, mengisahkan bahwa ia dan korban berkenalan di Pematangsiantar pada 2017 lalu, saat sama-sama berprofesi sebagai pengajar.
keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan pacaran, sebelum akhirnya putus di tahun yang sama.
“Kami pacaran sampai delapan bulan saja. Dan aku juga sudah pernah dikenalkan dengan orangtuanya,” ujar Ferdi.
Menurut Ferdi, saat keduanya memutuskan untuk tidak lagi bersama, ia dan korban juga sepakat untuk tidak berkomunikasi, baik melalui telepon maupun media sosial. Hal itu juga membuat Ferdi untuk mengubah nama korban di kontak Teleponnya menjadi salah satu huruf abjad, serta memutus hubungan pertemanan mereka di akun media sosialnya.
“Mulai saat itu kami tidak pernah lagi komunikasi. Karena aku juga sudah punya pacar, yaitu Boru Limbong,” pungkasnya.
Sebelumnya, Elpi Manik ditemukan tewas mengapung di Bendungan saluran irigasi di belakang rumahnya. Guru pengajar di Ganesha Operation (GO) ini sempat hilang selama dua hari.
Sebelum ditemukan tewas, kekasih korban, Sando Revandi Sipayung sempat mencari ke rumah korban. Namun saat akan dibuka, pintu rumah korban tertutup dari dalam.
Sando dan beberapa masyarakat berusaha masuk dari belakang. Pintu belakang rumah korban terbuka. Sandro dan beberapa tetangga masuk. Di dalam rumah ditemukan bercak darah, anting milik korban yang terlepas dan beberapa helai rambut.
Diduga korban dianiaya di dalam rumah, lalu dibuang ke saluran irigasi, sebelum akhirnya ditemukan tewas mengapung di Bendungan.(wis)