Lisa Adhrianti, M,Si, Akademisi Komunikasi FISIP Universitas Bengkulu dan Anggota JEPLIDI memaparkan tentang keamanan digital di media social pada sesi keamanan digital pada Literasi Digital Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Kamis (19/8) lalu.
Lisa mengangkat tema mendeteksi ancaman keamanan digital di media sosial dan membahas keamanan digital adalah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman.
Keamanan digital tidak hanya untuk mengamankan data yang masyarakat miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware.
Risiko lainnya yang mungkin saja terjadi pada perangkat digital yang masyarakat miliki jika tidak diproteksi dengan benar adalah kegiatan mengakses data dan dokumen pribadi yang bisa dilakukan oleh orang yang paham teknologi dan informasi.
Melindungi identitas digital di media sosial meliputi identitas yang terlihat dan identitas yang tidak terlihat. Identitas yang terlihat, mencakup nama pengguna, foto profil pengguna, deskripsi pengguna, serta identitas lain yang tercantum dalam akun. Identitas yang tida terlihat, meliputi PIN, password, atau kata sandi, autentikasi dua faktor, OTP, dan identitas lain.
Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Sumatera Utara yaitu, H. Edy Rahmayadi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Daniel Susilo, S.Ikom., M.I.Kom (Dosen Universitas Multimedia Nusantara), Pada Pilar Kecakapan Digital. Daniel memaparkan tema “welcoming gen alpha: chance and challenge in digital skill”.
Dalam pemaparannya, Daniel menjelaskan generasi alpha mnecakup anka yang lahir pada tahun 2010 dan seterusnya, oleh karena itu tumbuh di dunia yang sepenuhnya digital. Ciri penanda dan perangkat generasi alpha, meliputi asisten virtual, gawai, wifi, dan implemen 5G. Masalah yang dihadapi generasi alpha, mencakup rentang perhatian dan konsentrasi berkurang, kurang waktu untuk bersosialisasi, kurang berkembangnya kreativitas dan imajinasi, serta berkurangnya kemampuan untuk mencapai kebahagiaan.
Alpha disajikan sebagai generasi yang sangat ditandai oleh teknologi baru dan jaringan sosial, dengan masa depan yang lebih tidak pasti dalam menghadapi perubahan politik dan ekonomi yang cepat, dan dengan tekanan untuk memimpin perang melawan perubahan iklim dan transisi ke planet yang lebih berkelanjutan. Solusi untuk generasi berkelanjutan, meliputi sediakan ruang mendengar untuk generasi alpha, berika kebebasan memanfaatkan teknologi dengan baik, lengkapi etika dan budi pekerti ekosistem digital, serta ubah pola pikir akan isu-isu berkelanjutan bumi.
Pilar Budaya Digital, Oleh Sugianto (Ketua dewan kesejahteraan rakyat sumatera utara). sugianto memberikan materi dengan tema “literasi digital dalam meningkatkan wawasan kebudayaan”. Sugianto menjelaskan pentingnya literasi digital dalam wawasan kebangsaan meliputi nilai dasar wawasan kebangsaan dengan menerapkan cinta tanah air dan bangsa, masyrakat adil dan makmur, tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu, serta demokrasi atau kedaulatan rakyat.
Aktualisasi wawasan kebangsaan mencakup aspek moral dan aspek intelektual. Aspek moral, adanya komitmen untuk menjaga eksistensi dan peningkatan kualitas bangsa. Aspek intelektual, adanya pengetahuan yang memadai untuk menghadapi berbagai tantangan dan potensi yang dimiliki bangsa.
Pemahaman wawasan bangsa pada hakikatnya dilandasi oleh Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa untuk dijadikan pedoman bertingkah laku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara hingga terbentuk karakter bangsa. Teknologi informasi dan wawasan kebangsaan menjadi sahabat kental, karena terjadi pertaruhan moral dan intelektual.
Narasumber terakhir pada Pilar Etika Digital oleh H. Pahri Siregar, S.Sos (Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sidempuan). Pahri mengangkat tema “BIJAK SEBELUM MENGUNGGAH DI MEDIA SOSIAL”. Pahri menjabarkan alasan bijak di media sosial, dikarenakan menjaga diri dari kecemasan dan depresi, menjaga nama baik diri, serta menjaga persatuan. Konten yang tidak boleh diunggah di media sosial, meliputi ponografi, ujaran kebencian, membagikan berita hoax, SARA, dan plagiarism tanpa izin. Tips sebelum mengunggah di media sosial, antara lain konten yang diunggah merupakan fakta, dapat dipertanggung jawabkan, bermanfaat bagi banyak orang, serta tidak menyinggung orang lain.
Webinar diakhiri, oleh Dwi Yeolyan Djap (Influencer dengan Followers 14,9 Ribu). Dwi menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa solusi untuk generasi berkelanjutan, meliputi sediakan ruang mendengar untuk generasi alpha, berika kebebasan memanfaatkan teknologi dengan baik, lengkapi etika dan budi pekerti ekosistem digital, serta ubah pola pikir akan isu-isu berkelanjutan bumi.
Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. Risiko lainnya yang mungkin saja terjadi pada perangkat digital yang masyarakat miliki jika tidak diproteksi dengan benar adalah kegiatan mengakses data dan dokumen pribadi yang bisa dilakukan oleh orang yang paham teknologi dan informasi.
Pemahaman wawasan bangsa pada hakikatnya dilandasi oleh Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa untuk dijadikan pedoman bertingkah laku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara hingga terbentuk karakter bangsa. Teknologi informasi dan wawasan kebangsaan menjadi sahabat kental, karena terjadi pertaruhan moral dan intelektual. Tips sebelum mengunggah di media sosial, antara lain konten yang diunggah merupakan fakta, dapat dipertanggung jawabkan, bermanfaat bagi banyak orang, serta tidak menyinggung orang lain.
Discussion about this post