Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Utara (Dinas PP dan PA Provsu) menggelar kegiatan Pelatihan Pengumpulan Pemetaan Data Kekerasan Perempuan dan Anak di Aula Polres Tapteng.
Mengawali pembukaan kegiatan pelatihan itu, Kapolres Tapanuli Tengah (Tapteng) AKBP Hari Setyo Budi, S.I.K, M.Si dalam sambutannya mengatakan menyambut dengan hangat kedatangan Tim Dinas PP dan PA Provsu dan para peserta pelatihan, serta apresiasi atas digelarnya kegiatan Pelatihan Pengumpulan Pemetaan Data Kekerasan Perempuan dan Anak di Polres Tapteng.
“Dalam konsep perlindungan perempuan dan anak, ini adalah pekerjaan kita bersama. Yang patut kita ketahui bahwa pelanggaran-pelanggaran peraturan terkait hal itu, dimana semakin meningkat kekerasan sesuai dengan laporan-laporan yang sudah kita dapat. Saya pribadi ingin sekali menurunkan dan mencegah jumlah tindak pidana ini tetapi ini harus melalui residensi instansi, bagaimana kita dapat melakukan upaya-upaya pencegahan kekerasan ini,” ujar Kapolres Tapteng.
Kapolres Tapteng berharap melalui Pelatihan Pengumpulan Pemetaan Data Kekerasan Perempuan dan Anak yang digelar Senin (24/9) ini dapat dilakukan peningkatan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Semoga kegiatan ini sebagai bagian dari pada kita untuk membangun semangat di wilayah kita ini dalam pencegahan kejadian ini. Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi bagi kita, terutama bagi anak-anak sekolah kita,” harap Kapolres Tapteng.
Selanjutnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tapanuli Tengah (Kadis PP dan PA Kab. Tapteng) Tioprida Sitompul, SE didampingi Kasi Data Kekerasan Perempuan dan Anak Dinas PP dan PA Provsu Supriadi membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Pengumpulan Pemetaan Data Kekerasan Perempuan dan Anak tersebut.
Dalam sambutannya, Kadis PP dan PA Kabupaten Tapteng Tioprida Sitompul, SE mengatakan bahwa Dinas PP dan PA dapat bekerjasama dengan baik dengan pihak Kepolisian dan institusi terkait, serta para peserta pelatihan yang hadir agar pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak semakin baik ke depannya, termasuk berbagai upaya pencegahan kekerasan.
“Kami harapkan Dinas PP dan PA dapat bekerja sama dengan institusi terkait, saudara-saudara yang hadir, dan pihak Kepolisian dalam rangka menghindari kekerasan terhadap perempuan dan anak. Hal ini semakin penting karena perempuan adalah penerus generasi, sehingga perempuan harus kita jaga supaya lebih bagus kedepannya, juga terlebih masa depan anak-anak kita. Kita harus jaga perkembangannya. Kita harap kerja sama yang terjalin, baik dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Bagaimana supaya anak-anak kita ini masa depannya terarah dan harus lebih maju,” kata Kadis PP dan PA Kabupaten Tapteng dalam sambutannya.
Kepala SMAN 1 Matauli Pandan Murdianto, S.Pd, M.M selaku salah satu narasumber menyampaikan rasa prihatin atas informasi perlakuan kekerasan kepada perempuan ataupun anak yang semakin marak.
“Kita harus mencari apa masalah terjadinya kekerasan kepada anak. Dalam UU Perlindungan Anak ada yang harus digarisbawahi bahwa tujuannya adalah: proses pendidikan, revolusi mental, itu residen yang menerjemahkan poin-poin tentang pendidikan karakter. Ada karakter religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong. Kita sebagai orang tua melindungi anak secara fisik dan memberi contoh yang benar walau apapun agamanya maka anak tersebut akan berkarakter lebih baik. Dari menonton juga akan membentuk karakter anak,” ungkapnya.
Menurut Kepala SMAN 1 Matauli Pandan bahwa pendidikan keluarga adalah muara awal dalam membentuk karakter anak dan perkembangan IQ nya. “Anak itu yang paling dominan adalah pendidikan dari dalam keluarga. Kita harus menanamkan norma-norma agama yang khusus membentengi kenakalan,” tuturnya.
Sementara itu, Pimpinan Umum Harian Sinar Tapanuli dan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tapteng Sudirman Halawa mengatakan bahwa dia pertama kali membawa kasus kekerasan kepada Dinas PP dan PA, yaitu kasus anak SMP yang sudah 2 kali melahirkan dan pelakunya adalah ayahnya sendiri.
Bahkan mirisnya, ibu kandung anak ini menyalahkan si anak tersebut. Sudirman Halawa mengatakan bahwa P2TP2A kadang kewalahan dalam menyelesaikan kasus kekerasan seperti ini dan berharap kepada seluruh pihak terkait, khususnya kepada Kapolres dan Kajari agar setiap kasus kepada anak menjadi prioritas. “Marilah kita menjadi pelopor dalam meminimalisir kekerasan kepada anak,” ujarnya.
Narasumber Kasi Data Kekerasan Perempuan dan Anak Dinas PP dan PA Provsu Supriadi memperkenalkan website pinkran.com yang menginformasikan tentang pusat informasi kekerasan perempuan dan anak.
“Kita bisa mengajukan laporan secara online melalui website pinkran.com. Kami mohon apabila ada keluarga korban mengadu dan kita akan adakan formulir 1 yang harus digunakan untuk mengadu kepada Dinas PP dan PA. Supriadi berpesan agar para Wartawan atau pun LSM jika ingin mempublikasikan kasus seperti ini diharapkan agar jangan mempublikasikan korban sebelum diproses,” katanya.
Turut hadir pada kegiatan itu, jajaran Polres Tapteng, Kejari Sibolga, Pengadilan Sibolga, Tim Dinas PP dan PA Provsu, jajaran Dinas PP dan PA Kab. Tapteng, Kepala SMAN 1 Matauli Pandan, P2TP2A, dan peserta lainnya.(REL)