Kota Wisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara di tepian Danau Toba terus berbenah. Hal tersebut tentunya tidaklah mudah, banyak hal yang terus diperbaiki dalam meningkatkan pelayanan dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Mulai dari perbaikan infrastruktur hingga SDM pelaku wisatanya sendiri. Peran semua pihak dalam membenahi hal tersebut tentulah sangat dibutuhkan.
Hal tersebut disampaikan Camat Girsang Sipanganbolon, Marwandi Yosua Simaibang kepada Newscorner.id pada Kamis (22/7). Saat ini katanya, ada plang nama “Parapat Square” yang telah dipasang di kawasan Open Stage Parapat.
Selain memberi informasi keberadaan pusat dagang wisata para pelaku umkm yang ditempatkan pemerintah di sana, plang berbahan acrilic yang dihiasi pencahayaan lampu itu pun menjadi salah satu spot untuk berfoto yang instagramable bagi wisatawan yang datang ke sana.
Camat pun menjelaskan bahwa pemasangan plang tersebut bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Toba Pulp Lestarai (TPL). Di mana sebelumnya pihak kecamatan telah mengajukan permohonan kepada PT.TPL untuk mengalokasiakan sebagian CSRnya dalam pengadaan plang nama tempat yang mendukung kemajuan pariwisata di sana.
“Itu sudah dimohonkan sejak 6 bulan lalu dan saat ini sudah terpasang sekaligus memperindah kawasan wisata kita di malam hari,” terang Marwandi Yosua Simaibang.
Ia menerangkan proses tesrebut sudah berjalan cukup lama, di atas 6 bulan sejak pengajuan dana CSR kepada PT TPL dan baru-baru ini dialokasikan pihak perusahaan kepada Kota Parapat.
“Kami tidak menerima sepeserpun uang dari CSR tersebut karena kami sarankan untuk langsung pengadaan kepada pihak ketiga untuk mencegah isu-isu penyalahgunaan wewenang atas bantuan tersebut,”Ujarnya.
Sebelumnya sejumlah kios di sepanjang Jalan Pora-pora dibongkar dan direlokasi untuk memperindah kawasan pantai. Kemudian para pelaku usaha direlokasi ke Open Stage.
“Kami berupaya meyakinkan para pedagang tanpa terkecuali termasuk UMKM yang berjualan di jalan umum depan KHAS Parapat untuk mau pindah berdagang ke bawah dengan pertimbangan kami akan berupaya menyiapkan berbagai kebutuhan dasar lokasi tersebut seperti penerangan, pengecatan (dengan dukungan stakeholder) dan penyambungan daya listrik oleh PLN,” kisahnya.
Seiring berjalan waktu, pihak kecamatan pun menyadari bahwa ada kekurangan identitas atas lokasi tersebut yang mampu dilihat lebih cepat oleh wisatawan sehingga diperlukan neonbox atau plank nama yang menunjukkan ada kegiatan perputaran ekonomi (UMKM) di sana.
“Kami lakukan inventarisir, coorporate mana yang mampu membantu dengan keyakinan bahwa kami tidak mungkin membebankan kebutuhan tersebut kepada pedagang ataupun masyarakat yang saat ini sedang terdampak pandemi covid 19. Akhirnya kami layangkan surat kepada PT. TPL untuk menyalurkan dana CSR kepada Kecamatan Girsang Sipanganbolon sebagai bentuk kontribusi pembangunan di wilayah ini,” tutupnya.
Terkait CSR atau kepedulian dari PT.TPL sendiri sejauh ini telah banyak diberikan kepada warga lewat berbagai aksi sosial dari perusahaan tersebut. Beberapa waktu lalu, PT TPL pun hadir dalam penanganan banjir dan lumpur yang menutupi Jalan Lintas Parapat, pohon tumbang, penyemprotan disinfektan di masa pandemi.
Discussion about this post