Keberadaan Tempat Hiburan Malam (THM) Ferrari sebagai salah satu tempat peredaran Narkoba di Pematangsiantar kerap diberitakan Mara Salem Harahap (42) lewat medianya. Bahkan beberapa jam sebelum kematiannya, wartawan yang akrab disapa Marsal itu terakhir kali membagikan link berita tentang THM tersebut di media sosial Facebooknya.
Marsal Harahap ditemukan bersimbah darah di dalam mobilnya dalam perjalanan pulang ke rumah, pada Jumat (18/6) lalu. Ia tewas ditembus peluru pada bagian paha kiri. Sempat dilakukan upaya pertolongan oleh warga, namun akhirnya Marsal meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Pasca kematian Marsal yang sehari -hari mengelola media online Lasser News itu, polisi melakukan penyelidikan. Desakan dan tekanan dari berbagai lembaga maupun perorangan terus disuarakan agar kepolisian segera mengusut kasus tersebut.
Sejumlah aksi pun digelar aliansi wartawan di berbagai daerah untuk mendesak kepolisian segera mengungkap kasus tersebut, tak terkecuali di Pematangsiantar dan Simalungun. Bahkan Komnas Ham RI pun turut memantau pengungkapan kasus tersebut.
Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) pun akhirnya menggelar konfrensi pers pada Kamis (24/6) di Mapolres Pematangsiantar. Di mana sebelumnya pada Rabu (23/6) malam, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak berjanji kepada sejumlah jurnalis di Mako Brimob Siantar, akan sesegera mungkin memaparkan pengungkapan kasus pembunuhan terhadap Marsal.
Kapolda yang didampingi Pangdam I/BB, Danpomdam I/BB, Dir Krimum Poldasu serta Kapolres Siantar dan Simalungun pun menepati janjinya. Pada Kamis (24/6) sore Kapolda menggelar konfrensi pers di hadapan ratusan awak media di Mapolres Pematangsiantar.
Dalam paparannya, Kapolda menjelaskan bahwa setelah melakukan serangkaian penyelidikan dengan memeriksa sedikitnya 57 orang saksi lalu menetapkan tiga orang tersangka. Yakni SJ (57) warga Jalan Seram, YFP (31) warga Jalam Melati dan seorang oknum TNI AD berinisal AS.
Peristiwa pembunuhan tersebut dikatakan Kapolda berawal dari pertemuan SJ dengan YFP di rumahnya, di Jalan Seram. SJ merupakan pemilik THM Ferrari, sedangkan YFP managernya. Dari pertemuan itu kemudian tercetus niat untuk memberi Marsal pelajaran, karena telah mengganggu bisnis mereka.
“Dari pertemuan di rumah tersangka SJ di Jalan Seram itu kemudian tercetus langkah untuk menghabisi korban Marsal Harahap,” terang Kapolda.
Di sana terbesit cerita bahwa Marsal harus diberi pelajaran. SJ pun membenarkan hal tersebut ketika ditanyai Kapolda di hadapan wartawan
“Sebenarnya saya perintahkan shock therapy pak. saya ada mengatakan orang seperti itu perlu dibedil buat kasi pelajaran. Tidak ada niat untuk membunuhnya,”kata SJ yang sudah dipakaikan baju tahanan dan sebo penutup wajah.
Pada kesempatan itu juga ia menyampaikan permohonan maaf kepada para awak media. Ia mengaku menyesali perbuatannya dan akan menjalani hukumannya sesuai ketentuan yang berlaku di negara ini.
Bersambung…
Discussion about this post