Willy Wasno Sidauruk SH, M.Si Advokat/Ketua LBH Poros yang dipercaya sebagai salah seorang pembicara dalam kegiatan Literasi Digital 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung mengangkat tema “SUDAH TAHUKAH KAMU DAMPAK PENYEBARAN BERITA HOAX?” Kamis (8/7) lalu.
Dalam sesi Etika Digital, ia memaparkan tema “SUDAH TAHUKAH KAMU DAMPAK PENYEBARAN BERITA HOAX?” di mana menurut Willy dalam hitungan menit, informasi yang disebarluaskan di internet dapat dengan mudah diakses oleh pemilik ponsel cerdas di seluruh penjuru dunia.
Penyebaran berita atau informasi hoax menjadi isu yang berbahaya dalam hidup berbangsa dan bermasyarakat. Isu suku, agama, ras dan antar golongan (sara) hingga ujaran kebencian menjadi topik berbahaya dalam penyebaran berita hoax. Willy menyatakan pentingnya peran serta pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi dan mengantisipasi bahaya hoax dengan melakukan klarifikasi berita yang benar kepada masyarakat.
Muncul Cyber Troops atau Cyber Army sebagai komponen penting dalam perang komunikasi, dan masyarakat menjadi mudah larut, tersentuh emosi dan terlibat perang komunikasi. Golongan paling besar dari pembagian hoax adalah misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
Kegiatan ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital
Di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.
4 kerangka digital yang diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.
Sebagai Keynote Speaker, Bupati Kabupaten Simalungun yaitu Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Pada sesi Budaya Digital, oleh Dr. JANNUS TIMBO HALOMOAN, M.A., M.Si (Praktisi Kehumasan, Penulis dan Akademisi). Tiarma memberikan materi dengan tema “INTERNET ADDICTION: HOW MUCH IS IT MUCH?”.
Jannus memberikan contoh aktifitas digital antara lain penyediaan kelas virtual, berkomunikasi antar warga sekolah menggunakan teknologi digital, pengarsipan digital, menyimpan foto, data, atau file/ berkas soft document di Cloud, media sosial untuk peningkatan usaha dan kewirausahaan dan sebagainya.
Manfaat dari digital diantaranya menghemat waktu, lebih hemat biaya, memperoleh informasi terkini dengan cepat dan memperluas jaringan. Sedangkan pengaruh negatif menurut Jannus yaitu bertebarannya hoaks, kebebasan berpendapat yang kebablasan, krisis identitas dan karakter Bangsa dan lain lain.
Sesi Kecakapan Digital, oleh DRS RUSMANTO, MM (Wakil Ketua Komite Penyelaras TIK), dengan tema “DIGITAL SKILL AND ONLINE LEARNING”. Rusmanto menjelaskan secara singkat, keterampilan digital yang berkembang pesat. Kelebihan dari online learning salah satunya, belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja menggunakan smartphone atau laptop, online learning dapat menjangkau seluruh Indonesia dengan kualitas yang sama.
Narasumber terakhir pada sesi Keamanan Digital, oleh WISNU PONCO A. Md.Pjk.,CH.,C.STMI (Master Mentor Kementerian Koperasi & UMKM RI). Wisnu mengangkat tema “MENGANALISA KASUS BULLIYING DAN CARA MENGENTIKANNYA”, di mana menurut Wisnu Cyberbullying dianggap valid jika pelaku dan korban berusia dibawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Apabila di atas 18 tahun maka disebut Cybercrime atau Cyberstalking.
Jenis jenis cyberbulliying antara lain Flaming menghina, menghujat), Harrasment (pelecehan), Denigration (pencemaran nama baik), Impersonation (meniru), Esclusion (penngucilan) dan Cyberstalking (menguntit). Dampak korban cyberbulliying menurut Wisnu antaranya depresi, merasa terkucilkan, menarik diri dari lingkungan dan sebagainya.
Untuk mencegahnya jelas Wisnu tidak terlalu sering posting, tidak sembarang curhat. Sementara untuk menghadapi cyberbulliying yaitu jangan membalas komentar, blok komentar mereka, dan sebagainya.
Webinar diakhir oleh KEVIN NGUYEN seorang influencer & Co Founder Cetak Kreator yang mengatakan telah banyak korban cyberbulliying dan berita hoax karena tidak memahami dunia digital. Makanya disarankan oleh Kevin untuk meningkatkan skill dalam ilmu digital agar dapat aman dan terlindungi dari segala pengaruh hoax, penipuan di media sosial dan menjadi korban cyberbulliying.
Discussion about this post