Keluarga almarhum Ilham Wahyu Danil Harahap (51) mengamuk di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Bali Pematangsiantar, Selasa (20/4) malam. Keluarga tidak terima jenazah Ilham dimakamkan sesuai prosedur Covid-19.
Menurut keluarga, Ilham meninggal dunia Selasa (20/4) sekitar pukul 09.00 WIB karena penyakit jantung, setelah dirawat sehari di Rumah Sakit Bina Kasih Medan.
Di rumah duka, Jalan Ade Irma Kelurahan Martoba Kecamatan Siantar Utara, keluarga memasang spanduk bertuliskan “Tidak Covid-19 Tapi Dipaksa Kubur Covid”.
Kakak kandung Ilham, Efi Risa Junita Harahap dengan lantang juga melakukan orasi dengan mic dan loudspeaker. Dia mengaku keberatan karena dipaksa tanda tangan oleh pihak rumah sakit agar jenazah adiknya bisa keluar dari rumah sakit.
“Saya akhirnya tanda tangan. Kalau tidak tanda tangan, adik saya nggak bisa keluar. Tapi ini akan saya tuntut di pengadilan nanti. Saya simpan rekam mediknya. Keluarga tidak terima dibilang Covid. Ini pembodohan!” tegasnya.
Menurut Efi, semasa hidup adiknya memang menderita penyakit jantung. Saat meninggal dunia, diketahui adiknya juga menderita penyakit lambung.
Efi mengaku kecewa karena jenazah adiknya tidak bisa singgah di rumah duka.
“Biar masyarakat luas tahu, kalau kerjaan Satgas Covid-19 dan pihak rumah sakit tolol. Ingat, kalian akan kena azab! Terutama Daniel Siregar yang memaksa tanda tangan. Perbuatan mereka akan kuingat,” jelas Efi.
Jenazah Ilham tiba di Kota Pematangsiantar, Selasa (20/4) sekitar pukul 18.59 WIB. Namun ambulans yang membawa jenazah langsung menuju TPU Simpang Mayat Jalan Bali. Segera, keluarga mendatangi TPU.
Belasan petugas menurunkan jenazah dari ambulans. Namun saat peti jenazah masuk ke area TPU, pihak keluarga mencaci maki petugas.
“B*b* kelen! Bukan Covid-19 ini ya. Pala kelen semprot segala! Ini kutandai muka kalian satu-satu ya!” teriak keluarga sambil merekam wajah petugas pengangkut peti.
Setelah tahu yang mengangkut jenazah merupakan petugas BPBD Kota Siantar, teriakan keluarga mereda.
“Kami hanya jalankan tugas. Kami dari Siantar, bukan rumah sakit Medan,” ujar salah satu petugas.
View this post on Instagram
Evi pun menangis, dan menyesalkan tidak ada pihak Satgas Covid-19 Siantar yang tdatang ke rumah duka.
“Mana mereka? Mana! Sandiwara kalian semua ini yang kelen buat ya! Kalau memang Covid, kenapa tadi tak hadir!” tukasnya.
Karena hari sudah malam, jenazah langsung dimakamkan, diiringi isak tangis keluarga. Kemudian dilanjutkan doa bersama. Selanjutnya, keluarga meninggalkan TPU.
Terpisah, Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Siantar Daniel Siregar yang dikonfirmasi melalui telepon mengatakan, pasien yang meninggal dunia di Medan merupakan pasien probable Covid-19.
“Pasien yang meninggal probable Covid-19. Jenazah tidak boleh dibawa ke rumah duka dan langsung dimakamkan sesuai protokol kesehatan demi menghindari penyebaran Covid-19,” terangnya. (Aldy S)