Postingan Bearo Zalukhu seorang pengguna Facebook tentang radikalisme dan isu sara yang telah masuk ke tingkat sekolah dasar beredar luas di media sosial.
Dalam postingan poto dan tulisan yang diunggahnya pada Senin (30/10) sekitar pukul 14.27 WIB tersebut. Ia mengisahkan tentang keponakannya yang sudah dua minggu terakhir tidak mau bersekolah.
Dalam tulisannya Bearo menyampaikan bahwa ia mendapati keponakannya tidak bersekolah dan mengalami bengkak pada tangannya.
Dari hasil percakapannya dengan orang tua si anak dan anak tersebut, dia pun mengetahui penyebabnya.
“Kenapa? tanya saya, telapak tangan bastian di perlihatkan kepada saya, sudah bengkak, tanya saya kenapa tanganya, jawab mamanya, di tusuk sama teman temanya pakai pena.
Loh kenapa? mama JSZ baru ceritakan kepada saya semua, semenjak kejadian kasus Ah*k hingga kini di sempurnakan oleh “Kata Primbumi” anaknya di sebut sebut sebagai ah*k disekolahnya, teman temanya juga mengatakan bunuh ah*k yakni JSZ, sebagai ah*k di kelasnya,” beber Bearo dalam tulisannya.
Parahnya menurut penuturan Bearo dalam tulisan, kejadian lain masih dialami oleh anak tersebut dan disaksikan langsung oleh mamanya. Perlakuan tak adil yang dialami JSZ, siswa kelas empat sekolah dasar SDN 16 CIRACAS, Pasar Rebo, Jakarta Timur ini sudah untuik kesekian kalinya.
“Mamanya juga menyaksikan anak di tonjok di dalam barisan, guru diam saja di depan saat upacara berlangsung, mamanya pernah menyaksikan anaknya di masuk pasir tanah didalam bajunya lewat kerak baju bagian belakang oleh anak anak yang lain, tulisnya
Tulisan pada laman facebooknya yang ditujukan kepada Persiden, Kepolisian Republik Indonesia, Menteri Pendidikan, Gubernur DKI, KPAI, Media cetak dan media eletronik ini pun telah dibagikan ribuan kali oleh netizen.
Ribuan respon dan komentar pun dituliskan saling berbalasan dalam postingan tersebut. Postingan tersebut juga dibagikan kembali oleh Laman Facebook Denny Siregar, salah seorang penggiat media sosial yang cukup dikenal kritis.
Berikut tulisan lengkap Bearo Zalukhu,
“Namanya: JSZ
Kelas IV SD – SDN 16 CIRACAS, Pasar Rebo – Jakarta Timur
Salam sejaterah untuk kita semua.
Yth: – Negara Republik Indonesia.
– Persiden RI Bpk. Jokowi Dodo.
– Kepolisian Republik Indonesia.
– Mentri Pendidikan Indonesia.
– Gubernur DKI Bpk. Anis.
– Komisi Perlindungan anak indonesia.
– Media cetak dan media Eletronik Indonesia
Izin melaporkan.
Radikal, Sara. sudah menyebar dikalangan anak anak sekolah dasar.
Hari ini 30 oktober 2017, saya dapat khabar yang sangat menyedihkan.
Dari Ponakan saya JSZ.
Pagi saya main kerumahnya tidak tau kenapa hati saya menyuruh saya datang kesana.
Setibanya saya di rumah bastian (nama panggil), masih duduk didalam rumah sambil memainkan tabletnya memberian tantenya “saya” tanyakan.
Nak ? Kenapa kamu tidak masuk sekolah, diam saja lalu jawab mamanya, bastian takut datang kesekolahnya.
Kenapa tanya saya, telapak tangan bastian di perlihatkan kepada saya, sudah bengkak, tanya saya kenapa tanganya, jawab mamanya, di tusuk sama teman temanya pakai pena.
Loh kenapa, mama bastian baru ceritakan kepada saya semua, semenjak kejadian kasus Ah*k hingga kini di sempurnakan oleh “Kata Primbumi” anaknya di sebut sebut sebagai ah*k disekolahnya, teman temanya juga mengatakan bunuh ah*k yakni JSZ, sebagai ah*k di kelasnya.
Mamanya juga menyaksikan anak di tonjok di dalam barisan, guru diam saja di depan saat upacara berlangsung, mamanya pernah menyaksikan anaknya di masuk pasir tanah didalam bajunya lewat kerak baju bagian belakang oleh anak anak yang lain.
Mamanya juga menyaksiakan anak di suruh menulis teras tempat ibadah, karena mereka pada saat itu mengambar didalam tempat ibadah, JSZ tidak boleh masuk didalam karena disuruh harus menjadi agama tertuntu dulu baru boleh masuk didalam kata teman temanya, dan pada saat itu guru pun menyaksikan.

Apa lagi kalau mamanya tidak disitu..????
Hingga kini JSZ sudah dua minggu tidak pergi sekolah karena dia takut, entah bagaimana nanti nasib pendidikan ponakan saya ini.
Kemarin sore juga kejadian salah satu orang Tua anak anak sekelas JSZ, meneriakan mamanya JSZ dengan sebutan mama ah*k di jalan, jawab mama bastian sambil dekat sama ibu tersebut,
ada apa ibu, jawab ibu tersebut anakmu tadi berantam berdarah, lalu ada anak ibu tersebut mengatakan kepada ibunya, mama yang berantam bukan JSZ, JSZ aja sdh dua minggu tidak masuk sekolah. Lalu ibu tersebut pergi bgtu saja.
Saya menyuruh ibunya memberikan bukti video di rekam saja, biar bisa di proses lewat hukum, namun ini terhalang, karena ibunya tak memilik HP yang punya Camera dan anak sekolah juga tak dapat membawa hp di sekolah.
Saya menulis ini karena tak ada pembuktian, kami pihak kelurga tak bisa bertindak apa apa, Kejadian ini di Wilayah, ciracas, Pasar Rebo – Jaktim
Namun saya harap pemerintah pusat maupun daerah, dan pihak terkait, memberikan perhatiannya di sekolah sekolah Negeri khusus SD karena mengingat anak anak itu masih kecil, cepat trauma korbanya dan bagaimana pelakunya nanti bila anak anak ini sudah besar.
JSZ ini satu satunya anak yang beragama Kristen Katolik di kelasnya, Allah menciptakan dia dengan mata yang sipit dan putih, hingga dia mengalami bully, kekerasan, yang sangat keji oleh teman temanya.
Selain kepada pemerintah saya harap juga kepada gereja Katolik, yayasan sekolah Katolik untuk merundingkan permasalahan ini, saya rasa ponakan saya bukan satu satu korban bully,kekerasan di sekolah yang bermayoritas dan minoritas.
Dan semoga yayasan sekolah Katolik menerima ponakan saya sekolah, dengan keringanan,(kami lagi proses pemindahan), dan saya harap yayasan sekolah Katolik bersahabat bagi mereka yang kurang mampu.
semoga berbagai pihak terkait memikirkan apa yang terjadi ini, supaya anak anak lain tidak menjadi putus sekolah, tidak menjadi korban bully dan kekerasan di dalam lingkup sekolanya.
~Boni~” Demikian ditulikan aku facebook Bearo Zalukhu pada halaman faceboknya.
Belum diketahui dengan pasti tentang kebenaran dan keabsahan postingan tersebut. Berbagai komentar dari netizen pun bermunculan. Pro dan kontra, sebagian lainnya meminta agar hal tersebut diusut tuntas.
Baik itu tentang motivasi pemosting dan kebenaran dari isi postingan tersebut. Terlebih lagi jika hal yang disampaikan dalam postingan tersebut benar.
Banyak pula yang meminta pihak terkait agar segera memproses pihak sekolah secara hukum dan diselesaikan dengan cepat. Jika postingan tersebut adalah hoax maka sudah sepantasnya pula pihak berwajib mengamankannya.
Andy Victor Terlepas ini HOAX atau nyata, yang pasti untuk disadari bahwa kita adalah sesama manusia Indonesia yg memiliki hak asasi yg sama di negeri ini yg dilindungi oleh negara tanpa ada pengecualian. Semua kembali kepada mentalitas kita masing2, tak perlu harus ada perdebatan yg saling menyakiti satu sama lain. Silahkan mencari kebenaran yg sesungguhnya tanpa perlu mencecar kebenaran dari orang lain.
Philia Veronika Dicek tolong yg berada di Indonesia, beritanya udah smpe ke luar, miris lihatnya, anak2 masa dpan bangsa di bully begini (benar atau tidak saya alami sendiri)
belum ngalamin dibully bangsa lain sih, cintai Indonesiamu, Klo gak da lagi yg mau nampung balik2 jg ke Indo.
Philia Veronika Aq tinggal di Jerman, yg bully2 mslh agama sm anak2 itu aq udah alami ya waktu sekolah. makanya aq tulis yg di Indo tolong di cek. Tolonglah dibaca benar2 yg ditulis.
Gak perlu dibalas2 komentar org klo gak penting. Hoax ato enggak berita ini, tetap perlu diselidiki. Udah banyak kasusnya!
Edy Sahputra Itm Klian kok suka kali yg nyebarin berita hoax kyk gitu memang simiting on klian ni pasti kwnnya yg bermarga siregar yg mengaku pengarang itu ya jgn kayak gini memecah belah muslim dan kristen untuk yg buat berita ini coba inbox saya yg cuma ank kecil ne,jgn margabus ajalah kyk ikan gabus nanti lae.
Nikodemus Kristi N Ah,kamu juga suka baca nya kan.
Postingan tersebut kian beredar luas, netizen pun berharap hal tersebut segera mendapat klarifikasi dari pihak berwenang.(Vay)
Discussion about this post