Jembatan Sidua-dua di Parapat, Kabupaten Simalungun sudah beberapa kali mengalami longsor. Tidak ada yang dapat memrediksi kapan longsor bakal kembali menerjang. Yang pasti, sedikitnya longsor sudah delapan kali memutus jalan lintas Siantar-Parapat dalam kurun waktu sepekan. Apa penyebab berulangnya longsor di jembatan itu?
Ahli Geologi senior Sumatera Utara, Jonathan Tarigan menyebut, ada tiga faktor yang memengaruhinya. Pertama, batuan di daerah Sibaganding merupakan batuan lepas yang mudah bergeser dengan tekanan tertentu. Misalnya hujan deras. Kedua, tutupan tanahnya yang kehilangan ikatan, misalnya oleh perakaran. Ketiga, tingginya curah hujan.
“Memang tidak setiap curah hujan tinggi bisa memicu longsor. Pada saat tertentu saja ketika memang cukup besar sehingga bisa memicu longsor. Tapi itu dia, batuannya batuan lepas, tanahnya tak ada ikatan, dan hujan deras,” kata Jonathan yang juga Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumut ini, kemarin.
Dengan situasi demikian, menurutnya, yang harus dilakukan pertama kali adalah memetakan terlebih dahulu, daerah mana saja yang longsor. Kedua, membuat benteng yang bisa memperlambat atau mencegah terjadinya longsor.
Discussion about this post