Riuh tepuk tangan peserta yang hadir pada malam penganugerahan lagu pop Batak paling inspiratif di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Jumat (17/11) lalu. Ketika Panitia Festival Lagu Batak 2017 mengumumkan lagu berjudul “Uju Dingolungkon Ma Nian” dinobatkan sebagai lagu pop Batak paling inspiratif.
Lagu ini memang cukup populer di kalangan pecinta lagu Batak. Lantunan lirik demi lirik dalam lagu yang dibawakan seorang penyanyi cantik ini cukup mencuri perhatian dan akrab di telinga.
Mengisahkan tentang hubungan dan permintaan orang tua terhadap anaknya, keinginan orangtua agar ia diperhatikan di masa hidupnya. Sangat mengena dengan kondisi yang banyak berlangsung saat ini di tengah masyarakat.
Lagu ini tentunya memiliki story dan kisah perjalanan yang cukup panjang, mulai dari diciptakan hingga dipopulerkan. Ada dua orang penting yang tak dapat dipisahkan dari suksesnya lagu tersebut.
Deny Siahaan sang pencipta lagu yang merangkai kata demi kata hingga menjadi lirik lagu yang indah. Putri Silitonga dengan suara emasnya yang menyanyikanya dengan penuh penghayatan serta mengajak pendengar untuk hanyut dalam rangkaian nada dan lirik.
Pria kelahiran Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara lima puluh tahun silam ini menceritakan kisah di balik lagu tersebut dalam wawancara dengan Newscorner.id beberapa saat lalu.

“Panjang kisahnya,
lagu itu aku tulis tahun 2002. Terinspirasi dari ibu saya yang selalu meminta saya untuk membantu bapak. Seperti memapah untuk berjalan, sebab bapak saat itu mengalami sakit akibat kecelakaan lalu lintas,” beber Deny
Ditambahkannya, ia selalu teringat akan kata-kata ibunya yang menyampaikan kalau acara pesta pora yang dilakukan setelah orangtuanya meninggal tidaklah berarti lagi.
“Dan aku ingat betul kata ibuku, tak ada artinya semua kebaikan seperti margondang, manortor dan lainnya, kalau orang tua sudah tak ada (meninggal dunia). Ibuku juga bilang, selama hiduplah kebaikan kepada orang tua harus dilakukan, bukan setelah meninggal, ” tambahnya.
Lagu hasil ciptaannya tersebut selanjutnya dinyanyikan dan dipoulerkan Putri Silitonga, yang kala itu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
“Itulah awal inspirasi lagu itu, dan kebetulan saat lagu itu selesai saya kerjakan, Putri Silitonga yang saat itu masih SMA, menjadi guide lagu itu. Ternyata aura lagu itu benar-benar ada pada Putri Silitonga, hingga lagu itu pula yang menjadikannya sebagai salah satu artis batak yang dipergitungkan,” jelas Deny.
Namun Deny menyayangkan lagu yang terinspirasi dari sang ibu tak sempat didengar ibunya. Lewat lagu ini pula lah ia ingin mengajak dan menyampaikan kepada orang lain agar berbuat baik kepada orang tua. Pun demikian meski ia menilai bentuk penghargaan paling hakiki terhadap orang tua namun ia mengembalikannya kepada masing-masing pribadi lepas pribadi.
“Sayang, lagu itu tidak pernah didengar oleh ibu yang telah lebih dahulu dipanggil Tuhan, hingga lg itu tergolong populer di khasanah musik batak. Yang pasti, lewat lagu itu saya ingin katakan, berbuatlah yang terbaik kepada kedua orang tua semasih hidup.
Saya juga tidak menapikan bila ada penghargaan yang diberikan saat orang tua meninggal, tapi bagi saya penghargaan yang diberikan kepada orang tua setelah meninggal, tak lebih dari ritualis yang lebih mengedepankan sisi strata dalam tatanan sosial (tingkat kemapanan)
. Apakah ada arti (hakiki) memberikan penghargaan setelah orang tua meninggal namun mengabaikannya saat kedua org tua masih hidup?
Semuanya kembali ke kita sebagai anak,” Terang Deny kepada Newscorner.id
Pada malam penerimaaan anugerah lagu pop batak paling menginspiratif tersebut Deny tak dapat hadir, namun Putri Silitonga datang menerimanya.
Perjalalan lagu itu pun mengiringi jejak langkah Putri Silitonga di blantika musik Batak. Putri mengisahkannya dengan gambling dalam wawancara dengan Newscorner.id baru –baru ini.
Putri mengakui bahwa lagu tersebut sangat melekat dengan dirinya, mulai dari proses lagu itu diciptakan ia memang sudah terlibat.
“Lagu itu sungguh melekat dengan saya karena dari awal penciptaan sampai lagu itu pernah di rekam di kota Sibolga. Bang Deny Siahaan sebagai pencipta lagu itu adalah sahabat yang banyak memberikan dukungan dan masukan buat saya,elama saya berada di Sibolga pada saat itu. Jadi saya sangat percaya memang lagu itu diperuntukkan buat saya heheh,” ujarnya.
Ditambahkan putri, lagu ” Uju dingolukkon ma nian” awalnya berjudul Tikki dingolukkon, kala itu belum direkam di Jakarta.
“Uju dingolukkon ma nian. Judul sebenarnya itu adalah Tinggki dingolukkon waktu lagu itu blm di rekam di Jakarta,” terang Putri
“Uju dingolukkon ma nian lagu sederhana yang memiliki arti yg kuat, saat sebelum dan sesudah pengerjaan album ini saya selalu awali dan Ahiri dengan doa, dari honor yg aku terima pun saya ambil sepuluh persennya untuk saya berikan sebagai persembahan saya ke gereja waktu itu. Saya percaya apa yg saya jalani adalah sebuah proses yg komplit menuju satu pencapaian yang lebih baik,” Kenangnya.(Rivay Bakkara)
Discussion about this post