Ketidak hadiran Bupati Simalungun, Jopinus Ramli Saragih dalam menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo pada Senin (27/11) di Pematangsiantar menjadi perbincangan hangat bagi sejumlah kalangan.
Banyak yang berkomentar miring dan negative atas tindakannya yang memilih untuk meninjau dan melihat langsung lokasi bencana longsor di Simalungun.
Padahal di saat bersamaan sejumlah pejabat tengah menyambut kedatangan Presiden di Pematangsiantar. Namun tak sedikit pula yang mengapresiasi langkah bupati yang dikenal dengan sosok visioner ini.
Bencana alam yang terjadi di wilayahnya ini memang memiliki pengaruh besar bagi kelangsungan laju perekonomian masyarakat di Tigaras, kawasan pesisisr Danau Toba.
Jalan raya ini merupakan akses utama yang menghubungkan kota Pematangsiantar dengan daerah Tigaras, Danau Toba.
Kejadian tersebut tak hanya berpengaruh terhadap akses transportasi di wilayah Tigaras, pelabuhan penyeberangan dari Pangururan, Pulau samosir pun ikut terkena imbas.
Sebab pelabuhan Tigaras merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan yang menghubungkan pulau Sumatera dengan Pulau Samosir.
Tindakan pria yang sempat aktif di militer ini pun dinilai merupakan bentuk dukungan yang real atas program Jokowi dalam memajukan kawasan wisata Danau Toba sebagai “Monaco of Asia”.
Bupati Simalungun Jopinus Ramli Saragih langsung tanggap atas longsornya jalan menuju Pelabuhan Tigaras, tepatnya di Dusun Saragih Ras, Kecamatan Dolok Pardamean. Senin (27/11/2017) bupati yang akrab disapa JR itu turun ke lokasi longsir. Mengenakan kemeja batik lengan panjang dan celana hitam, JR tanpa khawatir meninjau penyebab longsor.
“Dalam bekerja kita harus teliti, termasuk melihat penyebab longsor. Dengan turun ke bawah bisa diketahui perbaikannya,” ucap JR di lokasi bencana.
Bencana longsor sepanjang 15 meter dengan kedalaman 6 meter, mengakibatkan akses menuju pelabuhan terputus. Dengan kondisi jalan retak dan pecah, JR melompati pecahan jalan satu per satu. Ia memeriksa dengan teliti.
Melihat itu, warga sekitar menyambut baik.
“Hidup Pak JR! Sudah layak Beliau (JR Saragih, red) menjabat yang lebih tinggi. Nggak ada rasa takut untuk turun langsung,” teriak salah seorang warga.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Simalungun Mudahalam Purba menyebutkan, penanganan longsor untuk sementara sudah diarahkan dengan cara penimbunan menggunakan tanah dan pasir berbatu kerikil. Fungsinya, agar kendaraan roda dua dan empat dapat melintas kembali.
“Untuk kendaraan bertonase besar tidak bisa melewati jalan tersebut. Penimbunan tanah ini berfungsi agar masyarakat bisa beraktifitas kembali, apalagi jalan ini merupakan akses utama,” tukasnya.(Rel/Vay)
Discussion about this post