Miris sekali, ketika sebagian orang di sebagian tempat tengah sibuk dengan popularitas, pencitraan dan menghamburkan uangnya. Di belahan bumi ini masih ada seorang nenek yang hidup sebatangkara dan luput dari perhatian kaum yang hidup dalam gelimang harta dan tahta.
Berita miris ini datang dari Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Painem (92), seorang nenek renta yang tak memiliki sanak saudara maupun keturunan ini hidup sebatangkara di gubuk reotnya. Dengan serba kekurangan ia harus menantang kerasnya hidup seorang diri, hal ini sudah berlangsung cukup lama. Tepatnya sejak kepergian almarhum suaminya Sariun tahun 1986 silam.
Dengan kondisi fisik yang lemah, Painem wanita yang lebih sering dipanggil “ Nek Painem “ ini melewati hari-harinya dengan belas kasihan tetangganya di Huta 2, Nagori Karangsari, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun.
Faktor usia tentunya sangat mempengaruhi kondisi kesehatan Nek Painem. Jangankan untuk bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk bergerak di dalam gubuk tua ukuran 5×6 meter persegi itu pun ia sudah kesulitan.
Tak jarang ia harus berhenti sejenak dari sudut satu ketitik lainnya ketika akan memasak air minum. atau menutup pintu gubuknya. Pengakuan Nek Painem, sesekali tetangganya datang untuk memberinya beras atau lauk untuk dimasak dan dimakannya. Namun ia pun merasa tak enak hati, karena hal itu dianggapnya merepotkan tetangga.
Kala hujan turun, tetesan air hujan jatuh ke lantai tanah dari atap rumahnya yang bocor. Namun ia tetap bertahan menjalani kehidupan yang teramat getir baginya. Tak terpikir olehnya untuk hidup sebagai pengemis yang menjual kekurangan dan kelemahannya. Namun ia tak dapat menghindari kenyataan, sesekali ia harus meminta tolong tetangganya untuk membantu mengambil air dan melakukan pekerjaan lain yang sudah sangat berat dan tak dapat dilakukannya.
“Saya uda hidup sendiri selama puluhan tahun di gubuk ini sejak suami saya meninggal dunia beberapa tahun silam. Kadang-kadang ada tetangga yang datang memberikan saya makan dan membantu saya membereskan gubuk ini,” Ujar Nek Painem lirih.
Cerita Ngatiem, salah seorang tetangga Nek Painem, Nenek renta ini sudah menjalani hidup sendiri dengan kondisi yang sangat memprihatinkan ini selama bertahun-tahun.
.”Kasihan kali nenek ini, udah bertahun-tahun dia hidup sendiri, untuk bergerak aja harus merangkak,. Bukan karena lumpuh tapi karena kaki dia enggak kuat lagi untuk berjalan karena usianya yang udah tua. Kadang pun ada warga yang iba lalu ngasi nenek makan kadang juga ada yang iba lalu membantu si nenek ngambil air atau pun beresin gubuknya” cerita Ngatiem kepada wartawan. Saat malam tiba, Nek Painem pun gelap-gelapan, tak ada aliran listrik yang mengaliri gubuknya.(DT)
Discussion about this post