• Disclaimer
  • REDAKSI
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Selasa, Maret 9, 2021
Situs Berita Online News Corner
  • Login
  • NEWS
    • HUKUM
    • BISNIS
    • POLITIK
  • SIANTAR
  • PERISTIWA
  • LIFESTYLE
  • SEREMONI
  • VIRAL
  • KABAR MILITER
No Result
View All Result
  • NEWS
    • HUKUM
    • BISNIS
    • POLITIK
  • SIANTAR
  • PERISTIWA
  • LIFESTYLE
  • SEREMONI
  • VIRAL
  • KABAR MILITER
No Result
View All Result
News Corner
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home NEWS

Michael Haratua Rajagukguk, Anak Siantar ini Dedikasikan Dirinya di Pedalaman Papua

by REDAKSI
Oktober 9, 2017
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke TelegramBagikan ke Twitter
Advertisements

Michael Haratua Rajagukguk, pria kelahiran pematangsiantar 23 Mey 1992 ini memilih untuk mendedikasikan dirinya mengajar anak-anak suku Asmat di pedalaman Papua. Kehadirannya  diujung timur Indonesia ini  saat  mengikuti  suatu program pemerintah.  Program SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdalam) Kemenristek-Dikti pada  tahun 2015 .

Kini sekitar 256 anak  di Papua bergabun di Rumah Belajar Kampung Cahaya yang didirikannya.  Awal program ini dimulai, tak lebih dari  sepuluh orang anak yang bergabung. Namun seiring waktu dan berbagai cara yang  telah dilakukan dalam mengajak anak serta orang tua,  untuk mengizinkan anaknya belajar . Rumah Belajar Kampung Cahaya pun kian bersinar.

Michael Haratua Rajagukguk, yang lebih akrab disapa pertama sekali menapakkan kakinya di bumi Papua pada 22 Agustus 2015 . Ia mengaku awalnya  sedikit terkejut ketika mengunjungi Distrik Agats-Asmat. Ia menemukan bbermainanyak anak-anak usia sekolah  lumpur dan mengais sampah untuk mencari makan.Perlahan ia  lalu menelusuri jalan desa hingga  sampai ke kampung Simsagar.

Di sana ia menemukan banyak anak usia 3-16 tahun yang putus sekolah dan bahkan sebagian belum pernah duduk di bangku sekolah. Menjalani pola hidup tidak sehat serta kekurangan gizi.  Berangkat dari semua hal yang telah ia saksikan,  Pria yang dulu bersekolah di Taman Kanak-kanak St Lusia dan lusus  SD  Katholik  Cinta  Rakyat  II  ini pun merencanakan untuk membuat rumah belajar di sana.

Setelah melaului sejumlah proses yang cukup panjang, Rumah Belajar Kampung Cahaya pun berdiri. Persoalan belum selesai sampai disana, sebab bukan hal mudah untuik mengajak anak-anak untuk ikut belajar. Belum lagi meyakinkan orangtua anak tentang pentingnya pendidikan. `

Loading...

“Tidak mudah mengajak mereka datang ke Rumah Belajar. Istilah mereka, bagaimana belajar kalau dapur belum mengepul. Banyak di antara anak-anak itu yang harus membantu orang tuanya mencari makanan. Mereka biasa pergi ke hutan dan ke laut dalam waktu lama, sehingga tidak bisa ke sekolah, ”jelas Michael kepada Idnewscorner.com

Michael, anak  sulung dari lima bersaudara ini pun mulai menjalankan misinya. Berbekal sejumlah ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari sekolahnya di SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 5 Pematangsiantar ia mulai mendidik dan mengajar anak di sana.

Selain keinginan hati untuk berbagi, latar belakang pendidikan menurutnya memiliki peran hingga mendorongnya untuk mengajar anak di sana. Michael meraih gelar sarjana pendidikan Universitas Negeri Medan.

“Saya lulusan sarjana pendidikan abang, jadi saya ada kerinduan bisa mengabdi di pedalaman Papua untuk bisa mendidik ade-ade kita yang ada di Papua, “ terang Michael

Michael pun memiliki harapan, agar kelak  masyarakat ditempatnya saat ini dapat mengerti betapa pentingnya pendidikan. Sehingga mereka mau  meluangkan waktu belajar dan bersekolah . Tak hanya me memilih pergi ke hutan mencari makan.

“Berharap mereka bisa tertanam pemikiran/mindset tentang pentingnya pendidikan hingga mereka tidak  hanya memilih pergi ke hutan mencari makan,” harapnya.

Advertisements

Selain itu ia pun berharap beberapa waktu ke depan ada lembaga pendidikan yang memiliki kurikulum serta  menghajarkan kearifan lokal serta memiliki asrama. Disampaikan nya bahwa Rumah Belajar kampung Cahaya ini tidak terikat dan terkait ke lembaga manapun.

Ia juga menyampaikan bahwa tenaga pengajar yang bergabung di rumah belajar ini pun telah silih berganti. Saat ini ada dua orang penduduk lokal yang menetap dan konsisten serta dibantu pastor. Kadang  ada beberapa guru yang ikut, tapi tidak selalu  sebab mereka bergerak secara sukarela.

“Semoga segera berdiri satu lembaga pendidikan khusus suku asmat yang mempunyai kurikulum dan satuan pendidikan yang memuat kearifan lokal asmat dan pastinya berasrama. Mengapa? ya supaya mereka bisa bersekolah dan belajar nyaman dan tidak ada rasa minder/minor yang hari ini menyebabkan mereka malas bersekolah dan belajar,” demikian ia memanadang hal yang penting untuk dilakukan dalam mensukseskan program belajar di pedalaman Papua.

Selain  menaruh perhatian terhadap pendidikan di Papua,  pria yang menghabiskan masa kecilnya di Tomuan, Pematangsiantar ini pun berharap agar dunia pendidikan di kota kelahirannya  dapat lebih baik. Besar pula harapnya agar icon Kota Pematangsiantar sebagai kota pendidikan dapat dipertahankan.

“ Kalau kita mau sejajar dengan bangsa-bangsa lain, ya kita harus benahi pendidikan kita. Pendidikan ini selalu berkembang, jadi kita ya yang ada dilingkaran stakeholder pendidikan harus selalu belajar dan berbenah untuk menjadi yang terbaik supaya tidak tertinggal, “ tulis Michael

Ia juga menyampaikan kepada anak- anak agar memanfaatkan kesempatan belajar yang ada. Sebab banyak anak yang tak mendapatkan kesempatan yang sama. Ia juga bergarap agar penyelenggara pendidikan  di Pematangsiantar  agar tak melulu soal profit dan bisnis.

“Untuk adek-adek, kesempatan dan akses untuk mendapatkan pendidikan itu tidak bisa semua dapatkan dengan baik.  Jadi manfaatkan semaksimal mungkin, karena di luar sana banyak yang ingin bersekolah tapi tidak mempunyai kesempatan yang sama.  Pendidikan di Pematangsiantar juga harus menjaga nilai-nilai pendidikan. Jangan hanya mengedepankan  bisnis, biar cap kota pelajar itu tidak hilang ataupun di pertanyakan,”  sampainya.

Saat ini Michael Haratua  Rajagukguk, menjadi salah satu  nominator penerima penghargaan  dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017. Sebuah penghargaan bagi generasi muda yang tak kenal lelah memberi manfaat bagi masyarakat di seluruh penjuru tanah air.  Informasi tentang SATU Indonesia Award dapat diakses  pada Situs : SATU Indonesia Awards 2017 

Apresiasi diberikan kepada lima anak bangsa( Vote Michael Haratua Rajagukguk) atas setiap perjuangan di bidang: Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, Kesehatan, Teknologi dan satu Kelompok yang mewakili lima kategori tersebut. (Vay)

Foto : Michael Haratua Rajagukguk

Share239SendShareTweet122

Related Posts

Sekilo Sabu dan Tiga Tersangka Diamankan Polres Labuhanbatu

Maret 8, 2021

Polres Labuhanbatu Merilis 11 Ruko Terbakar di Kotapinang, Api Berasal dari Toko Kain Batik

Maret 8, 2021

Antar Antena TV, Malah Tergiur Mencuri. Pelaku Diciduk Polsek Helvetia

Maret 8, 2021

Nyambi Jual Sabu, Pedagang Bakso Keliling Diciduk Polisi

Maret 7, 2021

Rama boru Sidabutar Batal Ke Gereja, Rumahnya Dibakar Anaknya Boris Manurung

Maret 7, 2021

Dilaporkan Lewat Aplikasi, Pemilik Sabu Ditangkap dari Timbaan

Maret 7, 2021

Sempat Kejar-kejaran dengan Polisi, Pemilik Narkoba Ditangkap Polres Siantar

Maret 7, 2021

Pelajar Asal Medan Tewas Tenggelam di Ajibata Danau Toba

Maret 7, 2021

DPC Pemuda Batak Bersatu (PBB) Taput Bagi-bagi Masker

Maret 7, 2021

Safaruddin Manullang Dipukuli Karena Hutang. Pelaku Suami Istri Masuk Sel dan Anaknya Buronan

Maret 7, 2021

Discussion about this post

Trending

  • Usai Bunuh Istri Mantan Sekda Siantar, Rohayani br Purba Lampiaskan Birahi Seksnya di Hotel

    6832 shares
    Share 2733 Tweet 1708
  • Kecelakaan Beruntun di Jalan Siantar-Parapat, Nur Ainun Sihombing Meregang Nyawa

    5959 shares
    Share 2384 Tweet 1490
  • Rohayani Purba Habisi Istri Mantan Sekda Siantar, Katanya Malu Sering Dimarahi saat Tagih Uang Kos

    5955 shares
    Share 2382 Tweet 1489
  • Farhan Lubis Dianiaya Geng Motor hingga Tewas di Amplas Medan

    2009 shares
    Share 804 Tweet 502
  • Pelajar Asal Medan Tewas Tenggelam di Ajibata Danau Toba

    1592 shares
    Share 637 Tweet 398
  • Sinta Bella Saragih Ditemukan Tewas di Depan Horas Insani, Kematiannya Masih Misteri

    1503 shares
    Share 601 Tweet 376
ADVERTISEMENT

TERBARU

Tidur-tiduran di Rumah, Listrik Padam, Rumah Frisco Hutauruk Dilalap Api

Maret 8, 2021

...

Kelurahan Bantan Terima CSR Bank Sampah untuk Pengolahan Briket dari PT Pertamina

Maret 8, 2021

...

Sekilo Sabu dan Tiga Tersangka Diamankan Polres Labuhanbatu

Maret 8, 2021

...

Polres Labuhanbatu Merilis 11 Ruko Terbakar di Kotapinang, Api Berasal dari Toko Kain Batik

Maret 8, 2021

...

Camat dan Satgas Covid-19 Siantar Diminta Segera Rumuskan Teknis PPKM Mikro

Maret 8, 2021

...

Sinta Bella Saragih Unggah Video Persiapan Bunuh Diri Sebelum Ditemukan Tewas

Maret 8, 2021

...

Antar Antena TV, Malah Tergiur Mencuri. Pelaku Diciduk Polsek Helvetia

Maret 8, 2021

...

Reses Pertama 2021, Martin Manurung Salurkan Bantuan Total Rp. 2,8 Miliar

Maret 8, 2021

...

  • Disclaimer
  • REDAKSI
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

© Newscorner.id, 2017-2020.

No Result
View All Result
  • NEWS
    • HUKUM
    • BISNIS
    • POLITIK
  • SIANTAR
  • PERISTIWA
  • LIFESTYLE
  • SEREMONI
  • VIRAL
  • KABAR MILITER

© Newscorner.id, 2017-2020.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In