Di keluarganya Lucen tak sendiri, kata Susi. Ada abangnya di Sibolga yang telah memiliki kehidupan yang mapan. Pun kerluarga mereka yang lain yang seharusnya dapat bertanggung jawab bersama jika Erlinda dan anaknya harus membebani keluarga.
Namun hal tersebut ternyata membuat suaminya marah. Karena hal tersebut bukanlah urusan Susi.
“ Aku bahas soal gajinya dia marah, dia bilang itu bukan urusanku. Nah aku ini istrinya lo,” Terang susi.
Tanggal gajian pun tiba, Susi pun mendapat uang bulanan untuk kebutuhan rumah tangga Selepas itu, suaminya pun bergegas hendak keluar rumah.
Ia pun minta untuk ikut bersama suaminya keluar rumah, sudah lama juga ia tinggal di Duri namun belum pernah dibawa untuk sekadar berjalan-jalan oleh pria yang belum sebulan resmi jadi suaminya.
“Aku lihat dia mau keluar rumah, aku minta ikut, tapi dia gak bolehin aku ikut dengan berbagai alasan yang gak masuk akal. Padahal aku kan pengen juga tahu daerah sekitar sana. Alasanya mau ke bengkel dan ada urusan sana sini lah. Langsung aku bilang lah kalau dia sebenarnya mau ke rumah si Erlinda ngantarkan uang karena baru gajian hari itu,” cerita Susi.
Tak tahan dengan perlakuan suaminya, ia pun memutuskan untuk pulang pada tangga13 July 2017. Ia pun menghubungi seorang temannya untuk meminta dibelikan tiket bus ke Medan.
Kepada Lucen ia mengatakan bukan mau meninggalkannya selamanya. Namun ada baiknya mereka untuk introspeksi diri dulu. Ketika Lucen sudah siap untuk berubah ia pun kan kembali.
“Aku telpon temanku Rosa yang suaminya juga bermarga Aritonang minta dibelikan tiket. Baru aku permisi pulang, dia mohon biar aku gak pulang. Aku bilang sempat kalau dia mau jujur samaku soal gaji dan lainnya aku batalin pulang dan bayar uang tiket sama suami Rosa. Tapi dia gak bisa jujur,” terang Susi.
Namun Lucen malah mengatakan pada Susi, jika dalam hal itu Erlinda lah orang yang paling tersakiti.
“ Biar kau tau ya, Erlinda lah yang paling tersakiti dalam hal ini,” kata Lucen.