Akhir-akhir ini foto dan video tentang seorang wanita berparas cantik tengah mengemudi truk ini berseliweran di jagad maya. Tak sedikit netizen yang berusaha mencari tahu keberadaan wanita rupawan ini.
Wanita asal Jember, Jawa Timur ini pun kian banyak diperbincangkan di media sosial. Tak hanya karena wajah cantiknya, namun ternyata dibalik kecantikannya Nur Fatmawati, adalah seorang wanita tangguh.
Ditinggal suami membuatnya menyandang status janda. Dua orang anaknya pun menggantungkan harapan padanya. Dengan penuh semangat dan tekad kuat untuk menyambung hidup bersama kedua putranya, ia banting stir.
Saat embun pagi masih memasahi jalanan beraspal, ia menggilasnya dengan roda truk pengangkut cabe yang ia kemudikan. Semua itu ia lakukan demi buah hati tercinta.
Beberapa saat lalu sososknya pun kian viral, setelah akun FB Yuni Rusmini mengunggah postingan tentang dirinya. Berikut postingan Yuni Rusmini di laman Facebooknya,
“Kisah inspiratif wanita tangguh , sopir truck cabe dari jember , jatim.
Nur Fatmawati Seorang janda ,dgn 2 Anak. Berprofesi sbgi sopir truck cabe.
Sopir Truck cabe tidakkah Mudah , yang Mana bila pelan sedikit sudah membuat buah cabe ini membusuk , jadi ketepatan dan kecepatan diperlukan.
Mbak Nur Ini tinggal Tepatnya didusun Rowo Indah RT 003 RW 004 Rowo Indah Ajung Jember .
wanita kelahiran Jember 15 Mei 1985, sejak dua tahun lebih sudah nyetir truck cabe.
“Nur” menceritakan kehidupannya semenjak bercerai dengan suaminya yang pertama kalang kabut mas sambil meneteskan airmata.
“Sejak mengenal orang Blitar yang juga seorang Sopir cabe disitulah saya mulai mengenal seluk beluk truck, “ungkapnya.
Ia memulai mengenal dan mengangkut cabe walau panas dan hujan bukan penghalang demi kehidupan kedua putranya.
” Bahkan angkutan cabe dari Banyuwangi dari Situbondo saya angkut mas, suka dan duka harus dijalani mas dijalanan merasakan sedih jika harus ganti ban dan uang menipis tapi
sesama sopir truck saling bantu padahal untuk makan dijalan harus menghemat takut solar tidak nutut, ” tambahnya.
Menurutnya Jauh lebih bahagia lagi sesama sopir Pantura saling berbagi tidak sombong dan rendah hati itulah kunci bahagia.
Terkadang sering tidak dibayar dicaci maki orang karena membawa truck muatan cabe tidak mudah harus tepat waktu satu taruhannya nyawa kita.
“Nur bangga mas bisa membantu kaum kuliner yang cinta pedas.”pungkasnya
Semenjak menjalani sebagai supir truk pengalamanya terjauh pernah nyetir dari Jember ke Mataram Jember Jakarta, Jember Jambi dan Palembang.
#yunirusmini fb
#mari belajar dari kisah mbak Nur Ini, jgn bersedih Kita wanita hrs kuat Dan Mandiri. Byk Jln utk mencari rejeki halal , YG ptg niat Dan usaha. .yg semangat ya…..kaum wanita
single parent, ” Tulis akun FB Yuni Rusmini.
Saat dihubungi Newscorner.id wanita cantik ini pun menyambut dengan baik. Bertutur dengan lembut dan ramah, ia mengisahkan perjalanan singkat kehidupannya.
Wanita kelahiran Jember 15 Mei 1985 yang terlahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara ini pun menyampaikan ia menikah di usia muda. Setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama (SMP), ia menikah dengan seorang pria yang juga berasal dari Jember.
“Saya nikah lulus SMP mas” ujarnya
Saat menikah tahun 2000 silam, usianya menginjak 15 tahun, mengarungi bahtera rumah tangga ia pun dikaruniai dua orang anak laki-laki. Namun takdir berkata lain, menapaki usia pernikahannya sebelas tahun, ia berpisah dengan suaminya.
Berbagai pekerjaan pun pernah ia lakoni, sempat bekerja di perusahaan pengolahan tembakau dan ikut abangnya di bidang jasa ekspedisi.
Di tempat abangnya itulah ia mulai mengenal truk. Abangnya membuka usaha jasa ekspedisi.
Menyandang status janda, ia pun bertemu dan berkenalan dengan Kasyanto, pria asal Blitar yang selanjutnya memantapkannya melakoni hari-harinya sebagai supir truk.
Perkenalan yang berawal dari pertemuan di salah satu pool pengangkutan, saat itu Kasyanto sedang antri muatan cabe.
Kini menapaki dua tahun usia pernikahan keduanya dengan Kasyanto. Mereka pun menghabiskan banyak waktu di atas roda. Secara bergantian ia dan suami memgemudikan truk muatan cabe itu.
Tak jarang mereka harus menginap di luar kota saat menjalani pekerjaannya, beberapa kota diluar Pulau Jawa telah ia kunjungi dengan mengendarai truknya. Mulai dari Mataram hingga Palembang, Sumatera Selatan.
Suka duka menjadi supir truk telah ia lalui, kini ia menjalani hari -hari dengan bahagia bersama rekan-rekannya sesama sopir truk di jalur Pantura.(Rivay Bakkara)
Discussion about this post