Menjelang pergatian tahun seperti saat ini jalanan biasanya diramaikan dengan arus lalu lalang kendaraan, khususnya di saerah tujuan mudik dan wisata.
Kemacetan pun kerap terjadi, belum lagi ada saja warga yang menutup jalan karena menggelar acara di badan jalan raya.
Hal ini sering kali dikeluhkan pengendara yang merasa terganggu dengan sejumlah penutupan jalan tersebut. Manakala penutupan jalan dilakukan untuk acara sukacita serta terencana.
Bukan tidak mungkin jika acara sukacita tersebut digelar di tempat lain, yang tentunya tidak mengganggu kepentingan umum.
Berbeda halnya dengan penutupan jalan yang dilakukan karena adanya acara kemalangan atau dukacita. Sebagian besar pengguna jalan biasanya mahfum dan memakluminya.
Pun demikian, ada seorang pria di Tarutung, Sumatera Utara yang dinilai gentelemen dan menuai pujian dari Netizen.
Pasalnya pria ini menuliskan permintaan maaf secara terbuka di media sosial atas penutupan jalan di sekitaran rumahnya.
Ia mengaku dengan sangat terpaksa menutup akses jalan seba ayahnya meninggal dan mereka menggelar acara adat di depan rumahnya. Permohonan maaf yang dituangkannyadalam postingan disertai foto ini pun menuai komentar positif dari sejumlah pengguna netizen
Berikut Postingan tulisan permintaan maaf pemilik akun Facebook Hutabarat Kris, yang diunggahnya pada Kamis (28/12) sekitar pukul 18.30 WIB,
“Syalommm
Hal : Permohonan Maaf
Saya selaku salah satu Anak dan segenap keluarga besar Yang lagi berduka di Simpang 4 Hutabarat Tarutung,, memohon maaf yang sebesar besarnya kepada seluruh pengguna
jalan dan para pedagang disekitaran lokasi rumah duka S. HUTABARAT (Op.Dian Doli) karena diberlakukannya penutupan jalan didepan rumah duka.. Atas perhatiannya kami
keluarga besar mengucapkan banyak terima kasih, ” tulisnya.
Komentar,
Drammes Lumbantobing : Dimaklumi lae.
Joe Hutabarat:Dimaklumi pra.
Franky Hutauruk: Salut
Parlaungan Ritonga: Jago bah….
Bernard Hutabarat: Maklum do pengguna jalan i molo adong songon on na masa..di dia hita maringanan…toe ma sai denggan ma pardalan i ulaon i
Marhusa Hutapea: Itu hal biasa terjadi di mana-mana penjuru kota klo Ada keluarga lg berduka,asal Ada izin Dari Dina’s perhubungan dan ITU am at sangat jauh dari ” Korbankan
kepentingan umum, demi kepentingan pribadi ”
Hotler Sianturi: Nga biasa i akka kale2,sedangkan di kota besar on tong do songoni halak ion.
Walter Spies: kupikir ini bukan KEPERTINGAN PRIBADI !!!
Tapi empati handai taulan didalam DUKA.
Jadi kalau kita mengatakan ini kepentingan pribadi kurang tepat.
Dan pemakaian jalan difoto ini terlhat setengah masih dipakai….jadi masyarakat umum masih memberi rasa toleran.
TURUT BERDUKA CITA YANG DALAM …
Zakkeus Alberto Hutabarat: Unang be nian songon komen ni appara niba Kriez Gabe on jaha2on di suasana Natal on ateh. Sahira naso adong be holong di tonga2nta.
Ia marnida di roha be sipata hita na marnegara on.
Apparaku Kriez Gabe, akses hanya dialihkan menghindari kemacetan. Sudah juga disampaikan karena ini berita duka (meninggal). Pengamatan kami, dari lalu lintas pasca pengalihan
inipun lancar2 saja. Kalaupun ada kemacetan, saya pikir akan lebih macet lagi kalau tidak dilakukan pengalihan.
Batak do hita kan appara?
Niadophon tu roha sipata molo masa angka sisongonon di tonga2 ni keluargatta.
Ndang na mambela ala kebetulan Hutabarat jala tinanda na kemalangan on. Alai sian roha na mangolu, wajar juga saya pikir. Toh juga tidak berpengaruh banyak dalam berlalu lintas.
Salam Natal apparaku., Demikian sebagian komentar netizen.
Ayahnya S. Hutabarat yang akrab disapa Oppung Dian Doli Hutabarat, meninggal dalam usia 62 tahun, rumah duka di simpang Empat, Tarutung, Tapanuli Utara(red)
Discussion about this post