Puluhan massa Aliansi Masyarakat Siantar Menggugat (AL-MASIM), melakukan unjuk rasa di mulai dari jam 10.00 wib hingga pukul 12.00 wib. Di kantor PDAM Tirta Uli Kota Pematangsiantar. Rabu, (25/10/2017).
“Badri Kalimantan melakukan pemborosan, karena menggunakan anggaran Rp. 795.000.000 per tahun, dan biaya perawatan meteran sebesar Rp. 4.250.586.000 tidak jelas peruntukannya” tutur Sabar Sirait ketika menyampaikan orasi didepan kantor PDAM.
Selama kepemimpinan Badri Kalimantan Dirut PDAM Tirta Uli perusahaan ini di pimpin tidak karuan, dan selalu mengalami kerugian, hingga lebih banyak negatifnya dari pada positifnya, teriak Sabar sambil menendang pagar PDAM.
Dalam pantauan massa aksi sempat terpancing emosi karena kesal melihat persoalan PDAM, dan pagar PDAM Tirta Uli hampir roboh karena massa mencoba masuk kedalam.
Masuk satu orang kedalam perwakilan, geledah dan cari apakah ada Badri di dalam, teriak Ali Yusuf Siregar Koordinator Aksi AL-MASIM.
Pengadaan mobil dinas pun terindikasi melanggar peraturan perundang-undangan, dan kami meminta kepada dewan pengawas PDAM jangan mandul, Wali Kota Pematangsiantar juga tidak boleh diam, Badri Kalimantan Harus di copot, Terang Ali sambil memegang toak.
Kami bukan aksi bayaran, dan kami akan hadir lebih banyak lagi, kami gerah melihat perusahaan yang selalu ditutupi dan dilindungi oleh pihak-pihak yang pro atas kebusukan PDAM Tirta Uli, Tutup Ali dalam orasinya.
Turunkan Badri, Badri Turun Kau, mari kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelah selesai bernyanyi baru massa membubarkan diri.(Rel)
Discussion about this post