Meski beberapa waktu lalu, Balai Besar Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BBPOM) Medan telah mengamankan ribuan kilo mie berformalin dari sejumlah pedagang di Pasar Dwikora, Pematangsiantar. Kali ini sekitar satu setengah ton mie yang mengandung formalin dan boraks kembali ditemukan di wilayah Siantar dan Simalungun.
Penemuan dan pengungkapan keberadaan belasan karung mie berformalin siap edar beserta mesin pembuat mie, cairan formalin, timbangan juga boraks ditemukan dalam operasi yang digelar BBPOM Medan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun serta Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu).
Dalam konfrensi pers yang digelar di Wisma Gandaula, pada kamis (7/8) diungkapkan makanan mengandung bahan kimia berbahaya ini ditemukan dari tiga lokasi. Sebanyak 700 kilogram mie kuning berformalin ditemukan dari Simpang Kerang, Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martoba, 300 kilogram dari Jalan Mangga, Kelurahan Parhorasan Nauli, Kecamatan Siantar Marihat serta 500 kilogram ditemukan dari Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun
Konfrensi pers tentang pengungkapan kasus mie berformalin ini dihadiri Kepala BBPOM Medan, Julios Sacramento Tarigan didampingi Ramses Dolok Saribu selaku Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan dan jajaran serta pihak Dinkes dari Pemko Siantar maupun Pemkab Simalungun.
Kepala BBPOM Medan, Julios Sacramento Tarigan menyampaikan bahwa pihaknya melakukan telah melakukan pemberantasan produk makanan yang ditambah dengan barang berbahaya yang dijual dan diedarkan kepada konsumen.
“Bukti material sudah ada kita temukan .Biar tidak terulang, peralatan juga kita amankan. Tiga orang kita amankan terhadap penemuan ini. Saya pastikan diproses secara hukum,” ujar Sacramento
Sementara itu Kabid Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Siantar, Urat Simanjuntak mengatakan, selama ini mereka telah melakukan pembinaan di lokasi-lokasi pabrik mie. Ia pun meminta masyarakat yang memiliki informasi tentang produksi dan peredaran mie berformalin agar melaporkannya.
‘Seperti di Sumber Jaya, kita sudah turun ke lokasi sekitar sebulan lalu. Kalau untuk yang di Simpang Kerang (Sumber Jaya), mereka mengaku baru-baru ini (menggunakan formalin). Mungkin karena ada permintaan. Kami harapkan masyarakat kalau ditemukan produksi mie berformalin, mohon diinformasikan dan kami akan langsung turun,” ucapnya. (Dhev)
Discussion about this post