Duka mendalam keluarga dan kerabat diwarnai jerit tangis saat empat jenazah korban kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tiba di rumah duka di Desa Siofabanua, Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara.
Keempat jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu adalah istri dan anak-anak Yaman Zai. Arneta Fauzia (39) istri dari Yaman Zai, Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2), dan Faou Nontius Zai (11 bulan) anak Yaman Zai.
Saat tragedi itu, Yaman berada di Pontianak dan tengah menunggu kedatangan istri dan ketiga anaknya di Bandara.
Jenazah istri dan anak Yaman Zai tiba di Nias, Sumatera Utara, Jumat (29/1/2021). Setelah tiba Bandar Udara Internasional Sisingamangaraja XII di Silangit, langsung di berangkatkan melalui kapal laut dari pelabuhan Sibolga dan sampai di pelabuhan angin Gunungsitoli Jumat (29/1/2021) selanjutnya langsung di antar oleh Mobil Ambulance menuju Desa Siofabanua Kecamatan Tuhemberua.
“Jenazah harus melalui kapal laut dari pelabuhan Sibolga ke pelabuhan Gunungsitoli – Nias mengingat pesawat dari Jakarta ke Nias berukuran kecil,” kata Yaman
Direncanakan keempat jenazah akan dimakamkan pada Minggu tanggal 31 Januari 2021.
“ Biaya yang di butuhkan untuk membawa ke empat jenazah korban dari Jakarta Ke Nias, di fasilitas oleh PT.Sriwijaya Air dan santunan dari PT.Jasaraharja diterima oleh Keluarga Korban,” Ungkap Yaman Zai..
Yaman Zai menyampaikan, Dana santunan untuk Keluarga korban tragedi Sriwijaya Air SJ 182, masih belum diterima dan menurut rencana setelah selesai pemakaman ke 4 jenazah korban yang direncanakan Minggu 31 Januari 2021 di desa Siofabanua Kecamatan Tuhemberua.
Yaman Zai pun mengucapkan terimakasih Kepada Presiden RI dan Pihak terkait lainnya sehingga istri dan 3 anaknya bisa sampai di Nias dan semoga kegiatan pemakaman dapat terlaksana dengan aman dan lancar.
Sebelumnya Diberitakan, Tangis Yaman Zai pecah di Bandara Internasional Supadio, pria asal Nias, Sumatera Utara itu merupakan salah satu keluarga Penumpang pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY 182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB. Ia mengaku di dalam pesawat yang kehilangan kontak itu ada istri dan tiga orang anaknya.
“Saya datang ke Bandara Supadio Pontianak mau jemput istri dan tiga anak saya,” kata Yaman Zai sambil terisak menangis.
Istri dan anaknya bertolak ke Pontianak lantaran kangen karena sudah setahun bekerja di Pontianak. Bahkan, di katakannya, turut pula anaknya yang baru lahir beberapa bulan lalu pun ikut menjadi penumpang di pesawat yang belum diketahui keberadaannya ini.
“Tadi terakhir kontak saya setengah 2 siang tadi, mereka sudah di bandara, maknanya saya tunggu tunggu, palingkan biasa satu jam sudah sampai, tapi ditunggu tidak datang, di telpon tidak aktif,”katanya.
Pesawat bernomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 dikabarkan hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Kemenhub Bersama Stakeholder Sampaikan Kronologis Sementara Pesawat Sriwijaya Yang Hilang Kontak
Kementerian Perhubungan bersama stakeholder terkait seperti Basarnas, KNKT, Angkasa Pura II, Airnav Indonesia, Sriwijaya Air, TNI POLRI, dan stakeholder terkait lainnya, menyampaikan kronologis sementara peristiwa hilang kontak pesawat Sriwijaya Air SJY 182 Rute Jakarta-Pontianak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1).
“Kami bersama Ketua KNKT, Basarnas dan TNI-Polri serta stakeholder bandara sedang berada di Soekarno Hatta untuk berkoordinasi. Bahwa telah terjadi hilang kontak pesawat udara Sriwijaya Rute jkt-pontianak call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pukul 14.40 WIB. Untuk itu kami turut prihatin atas kejadian ini,” ujar Menhub Budi dalam konferensi pers virtualnya di Bandara Soekarno Hatta.
Discussion about this post