Kebijakan Bupati Simalungun, JR Saragih mengisolasi Nagori Bangun Panei, Kecamatan Dolog Masagal menimbulkan petaka bagi warga di sana. Desa tersebut diisolasi sejak adanya salah seorang warga yang meninggal sebagai PDP Covid-19.
Kebijakan yang sempat dianggap mampu mengatasi masalah tersebut ternyata justru menimbulkan masalah sosial yang baru bagi warga di sana. Pasalnya setelah desa itu disolasi, warga desa diperlakukan tak wajar oleh warga dari luar wilayah itu.
Kehidupan desa yang terkenal ramah dan saling peduli kini berubah. Mereka tak hanya terisolasi secara ruang gerak. Bahkan interaksi ekonomi warga desa itu pun tak lagi diterima.
“Sedih. Mau beli kebutuhan ditolak. Mereka tidak terima uang kami. Katanya gara-gara virus corona. Mereka mungkin takut tertular. Padahal sebenarnya kami adalah korban kebijakan yang kami sendiri tak tahu kepastian status kesehatan kami saat ini,” keluh warga.
Tak sampai di sana, kebijakan pemerintah kabupaten tersebut kurang memperiungkan dampak sosial dan ekonomi maupun psikologis terhadap 300 an kepala keluarga yang berdomisili di desa tersebut.
Jaberlison Saragih, salah seorang warga di sana ketika dihubungi Newscorner.id menyatakan bahwa hal yang terjadi saat ini merupakan imbas dari kebijakan yang diambil pemerintah.
“Efek negatif dari kejadian kemarin, warga merasa terkucil dari Nagori lain. Ekonomi dan psikis sedikit banyaknya terganggulah, pengepul hasil tani yang setiap harinya lalu lalang, untuk saat ini tidak bersedia menampung,” terangnya.
Lebih jauh Jaberlison menyampaikan harapan mereka menunggu tindakan Pemkab atau Instansi terkait. Ia pun menyampaikan bahwa mereka kesulitan mendapatkan sembako.
“Tapi kami tunggulah apa tindakan Pemkab atau instansi terkait mencari solusinya. Dan satu lagi sembako sedikit tersendat memperolehnya,” kata jaber.
Namun beruntung, dikatakan Jaber, hari ini Sabtu (11/4) ada aksi dari anak-anak rantau yang berasal dari Bangun Pane membagikan sembako untuk meringankan beban sekitar 300 kepala keluarga.
Terkait hal tersebut, Kadis Kominfo Kabupaten Simalungun, Wasin Sinaga yang dihubungi Newscorner.id menyampaikan kebijakan bupati sudah tepat.
” Kebijakan itu secara khusus di Bangun Pane, supaya lebih cepat putus di desa itu. Yakni membatasi aktivitas keluar, jaga jarak dan kebersihan. Tadi pak bupati sampaikan dalam rapat, hasil bumi bisa dijual dan disampaikan ke Pekan Raya,” katanya.
Ia pun mengakui kalu kebijakan Bupati memiliki dampak sosial bagi warga Bangun Pane, namun telah dihitung soal kemana dampak yang lebih besar. Terkait bantuan yang diberikan oleh pemerintah, meski tak yakin namun ia berfikir sudah ada bantuan yang diberikan.
” Kalau ga salah adanya bantuan sembako dari pemerintah ke sana,” sampaiya.
Namun sangat disayangkan pasca kebijakan itu ditetapkan oleh JR Saragih pertabggal 28 Maret 2020, hari ini Sabtu 11 April 2020 pihaknya masih pada tahap pendataan.
“Sekarang sedang dilakukan pendataan,” kata Wasin.
Ketika disinggung tentang berapa lama dan sejak kapan pendataan dilakukan, Wasin mengatakan bahwa dinas-dinas terkaitlah yang mengetahui dan melasanakannya.
Discussion about this post