Tragedi tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun hingga hari ke lima, Jumat (22/6) masih dalam proses investigasi, pencarian korban.
Peristiwa tersebut pun dinilai merupakan sebuah kejahatan kemanusiaan, dengan membiarkan dan memberikan peluang serta jebakan kepada orang-orang hingga menjadi korban.
Hal tersebut disampaikan Theodere G Bakkara (75) warga tepian Danau Toba di Dusun Reva, Kelurahan Sipolha Horison, Kecamatan Pamatangsidamanik, Kabupaten Simalungun.
Pria yang sudah puluhan tahun tinggal dan menjalani kehidupan di sekitar perairan danau itu tidak terima jika kejadian tersebut dikatakan hanya faktor kelalaian.
“Ini kejahatan kemanusiaan, dengan membiarkan dan memberi peluang dan jebakan kepada penumpang untuk menaiki kapal hingga menjadi korban. Kalau kejadian seperti ini baru pertama terjadi dan luput dari pengawasan mungkin kelalaian. Kapal dengan penumpang serta barang sarat muatan sudah berulang kali dibiarkan begitu saja jalan (berlayar),” ucapnya geram.
Tak sadar airmata menetes di pelupuk matanya, pria ini pun menyampaikan salah satu kerabatnya, atas nama Toyan Bakkara ikut hilang dalam tragedi mengenaskan tersebut.
“Saudara-saudara kami yang menjadi korban itu banyak tamu (pengunjung) dan wisatawan yang ingin menikmati keindahan Danau Toba. Mereka itu terjebak, ketika dikasih naik kapal dengan kondisi yang tak layak dari sisi keselamatan. Tamu itu harusnya dipandu, dan dijaga, kenapa dibiarkan mengarungi danau dengan kondisi seperti itu?,” ungkapnya kesal.
Dengan pengalaman puluhan tahun hidup dan beraktivitas di perairan Danau Toba, Theodore menyebutkan peristiwa kapal tenggelam dengan menelan korban sudah berulang kali terjadi di Danau Toba. Evaluasi demi evaluasi seharusnya sudah dilakukan jauh hari tanpa menunggu kejadian sejenis kembali terulang.
Pernyataan pria yang pernah bentrok dengan seorang WNA asing mabok yang merampas kemudi kapal KM Hotmauli dalam pelayaran malam dari Pelabuhan Tigaraja menuju Sipolha pada tahun 1993 itu pun didukung dengan sejumlah foto-foto viral KM Sinar Bangun yang diunggah pemilik akun Facebook Mely Purba.
Dalam postingannya Mely Purba menyebutkan, foto-foto tersebut dijepret Minggu sore 17 Juni 2018, tepat sehari sebelum kejadiaan naas KM Sinar Bangun yang merenggut nyawa. Sejak diunggahnya Jumat (22/6) sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, postingan tersebut telah direspon 1600 netizen dan dibagikan hingga 14 ribu kali.(Vay)
Discussion about this post