Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kota Pematangsiantar menolak rencana penerapan beban tetap tarif air minum oleh Perusahaan Daerah (Perumda) Tirta Uli kepada pelanggan. Wakil ketua fraksi PDIP Perjuangan Imanuel Lingga, menilai kebijakan itu tidak tepat berlakukan ketika masyarakat kesulitan saat wabah Covid-19.
“Fraksi PDI Perjuangan menolak kebijakan penerapan beban tetap Perumda Tirta Uli karena memberatkan masyarakat. Apalagi saat pandemi Covid-19 yang turut menggerus pendapatan masyarakat,” ujar Noel kepada Newscorner.id Kamis 18 Februari 2021.
Noel mengatakan sebagai perusahaan air minum dengan prinsip social oriented Perumda Tirta Uli tidak boleh semena-mena menerapkan kebijakan yang pada akhirnya membebani masyarakat sebagai konsumen.
Noel menilai seharusnya Perumda Tirta Uli terlebih dahulu melakukan jejak pendapat dibanding melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai konsumen.
“Seharusnya penetapan biaya pada konsumen berdasarkan hasil audit BPKP yang merujuk penetapan biaya beban pemakaian atau ada persetujuan dari pelanggan yang dibebankan melalui jejak pendapat dari pada melakukan sosialisasi. Kalau beban tetap diberlakukan harusnya tarif dikembalikan dulu sebelum kenaikan 300 persen beberapa tahun lalu.” terang Noel.
Penerapan beban tetap Perumda Tirta Uli mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 tahun 2016 dan Surat Keputusan Wali kota Nomor 690/661/XXI/WK tahun 2020.


Rencana nya beban tetap berlaku pada bulan Maret untuk menyasar perusahaan serta konsumen berpenghasilan tinggi, sementara kepada masyarakat pengahasilan rendah diberi penundaan pembayaran selama 6 bulan.
Melalui kebijakan tersebut diharapkan membantu penyehatan keuangan Perumda Tirta Uli serta mendorong masyarakat menggunakan air milik pemerintah daerah itu.
PDIP pun kemudian meminta agar Perumda Tirta Uli menunda kebijakan penerapan beban tetap.
Astronot Nainggolan anggota fraksi PDI Perjuangan khawatir kebijakan itu akhirnya gagal mengajak perusahaan untuk beralih meggunakan air meteran dibanding menggunakan sumur bor karena rendahnya kuantitas air milik Perumda Tirta Uli.
“Jangan hanya untuk alasan penyehatan perusahaan dibebankan pada masyarakat. Jika ingin menyasar perusahaan ya harusnya ada cara lain termasuk meningkatkan pelayanan dan intensitas air,” tutup Astronout.
Discussion about this post