Aku berhenti untuk kamu.
Berhenti dari panjangnya doa didalam sujud malam terakhir, tentang siapa kita ternyata tidak hanya sekedar hayalan belaka.
–
Aku menatap dinding kamar itu tajam, duduk berselenderkan tempat tidur memiringkan badan, baru tersadar ternyata lelahnya sebuah pengharapan.
–
Aku, mendapati diriku yang malu malu, menggenggam tasbih itu erat meneteskan air mata.
–
Ini bukanlah sebuah derita, ini hanya sebuah air mata tentang bagian perjalanan dari muhasabah.
–
Dalam bentuk kesekian, aku pasrah dan akan kembali menjadi perempuan yang mungkin tak akan kembali mengenal apa itu kata Cinta.
*Puisi oleh Suci
Discussion about this post