Kerjasama antara pihak sekolah dan pekerja lahan parkir sekolah yang telah terlakasana selama enam tahun di SMA Negeri 1 Serbelawan yang terletak di jalan Sisingamaraja N0 1, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun mengundang pertanyaan.
Pasalnya, pekerjaaan lahan parkir yang dilakoni Ucok Bedeng selama enam tahun ini hanya mengharapkan imbalan dari para siswa. Jumlah kendaraan sepeda motor yang terparkir di balik tembok tepi jalan itu mencapai 250 unit setiap harinya.
Keterangan dari Ucok Bedeng yang diterima awak media, Senin (8/10) sekira pukul 14.00, aktivitas Anto Bedeng hanya sebatas menjaga lahan parkir sepeda motor seluruh siswa. Imbalan yang dia terima untuk satu unit kendaraan Rp 2000 per harinya.
Bahkan, sebahagian saja siswa yang memberikan imbalan. Tak hanya sendirian, dia pun di bantu lima orang rekannya untuk mengatur posisi kendaraan agar tersusun rapi.
“Jumlah kendaraan sepeda motor yang parkir setiap harinya berjumlah 250. Imbalan yang saya terima, untuk satu unit kendaraan Rp 2000. Itupun kalau ada ngasih bang. Terkadang ada juga siswa yang enggan memberikan,”Ucapanya menjelaskan.
Ketika di pertanyakan awak media, apakah dirinya ada memberikan setoran kepada pihak sekolah dan berapa jumlah uang yang disetor, Ucok Bedeng membantahnya bahkan dia mengatakan pekerjaan ini di lakoninya dengan ikhlas tanpa unsur paksaan.
“Kalau masalah setoran ke pihak sekolah tidak ada bang, hanya uang imbalan menjaga parkir di bagi enam orang bang. Sulit juga mengatur kendaraan ini bang, karena siswa hanya memarkir sepedamotornya asal asalan. Kami lah yang mengatur posisi agar pengendara yang melintas tidak terhalang,”Jelasnya lagi pada awak media.
Terkait lahan parkir ini, awak media menerima informasi dari masyarakat bahwa lahan parkir tersebut melibatkan pihak sekolah. Mirisnya lagi, oknum pihak sekolah meminta duit setoran sebesar Rp 1.500.000 per bulan sebagai uang kontribusi.
“Mana ada bang kami menyetor sama pihak sekolah sebesar Rp 1.500.000 per bulannya. Malah, kami memberikan kontribusi kepada masyarakat berupa memperbaiki jalan dan mengecat tembok sekolah. Kalau pihak sekolah mengetahui keberadaan parkiran ini, tetapi kami bekerja atas inisiatif sendiri untuk menjaga dan tidak ada perintah pihak sekolah,”Ucapnya.
Mengenai parkiran ini, awak media pun mempertanyakan kepada pihak sekolah melalui Wakil Kepala Sekolah Effendi Butar Butar terkait lahan parkir yang selama enam tahun ini di kelola ucok bedeng.
Menurutnya saat menerangkan kepada awak media, keberadaan lahan parkir itu memang tidak di ketahui dan bahkan apabila terjadi sesuatu, pihak sekolah tidak akan bertanggung jawab.
“Enam tahun yang lalu, parkiran sepeda motor berada di area pekarangan sekolah, namun karena seringnya terjadi kerusakan serta kehilangan sepeda motor, pihaknya tidak memperbolehkan lagi. Keberadaan parkiran itu tidak kita ketahui bahkan pengelolanya juga tidak kenal. Apabila terjadi sesuatu, kita tidak bertanggung jawab,”Tegasnya.
Terkait uang parkir sepeda motor sebesar Rp 2000/unit, pihaknya membenarkan bahkan uang tersebut urusan pengelola pihak parkir, karena pihaknya tidak pernah melakukan kutipan sebesar Rp 1.500.000 pwr bulannya.
“Kalau uang parkir memang benar ada di minta pihak pengelola parkir ucok bedeng sebesar Rp 2000/unit. Untuk setoran tiap bulan sebesar Rp 1.500.000 itu tidak benar,”Katanya mengakhiri pembicaraan.(Turnip)
Discussion about this post