Cerita tentang suku Batak memakan daging manusia atau kanibal didengar langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan istri Iriana. Bagaimana ekspresi keduanya?
“Jadi ada beberapa alat. Ada pisau yang digunakan untuk menyayat-nyayat badan orang yang bersalah. Lalu ditetesi air asam. Supaya memastikan orang itu benar-benar lemah. Matanya juga ditutup. Dulu, dukun juga melakukan ritual untuk menghilangkan magis atau sihir yang ada di badan pelaku kejahatan,” terang Gading Jansen Siallagan.
Gading Jansen Siallagan adalah Generasi ke-17 Huta Siallagan, saat Jokowi berkunjung ke Huta Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Rabu (31/7). Jokowi hadir dalam rangkaian kunjungan hari ketiganya di Kawasan Danau Toba.
Mendengar cerita Gading, Jokowi terbelalak. Sementara Iriana menunjukkan ekspresi kengerian.
Lalu Gading melanjutkan ceritanya.
“Setelah benar-benar lemah, algojo akan memenggal kepala pelaku. Kalau tidak terpenggal, algojo bisa dihukum raja,” ungkapnya.
Setelah meninggal, sambung Gading, bagian tubuh pelaku seperti jantung, hati dan darah disuguhkan kepada raja. Bagian tubuh itu lantas dimakan oleh raja.
“Itulah legenda yang membuat orang Batak disebut makan orang,” ujarnya.
Menurut kepercayaan Batak yang diketahuinya, memakan bagian tubuh penjahat akan menambah kekuatan. Konon, legenda itu ada hingga abad ke-19.
Sebelumnya, saat baru tiba, Jokowi dan rombongan disambut Gondang Somba-somba khas Batak. Selanjutnya, Jokowi
meninjau salah satu destinasi wisata di pulau berjuluk ‘Negeri Indah Kepingan Surga’ itu.
Jokowi disambut pekikan ‘Horas’ oleh warga yang sudah menunggunya sedari pagi. Disusul taburan beras dalam adat Batak.
Jokowi masuk dari lorong batu Huta Siallagan. Gading pun melakukan ritual penyambutan. Jokowi dan Iriana disematkan ulos berwarna maroon dengan padanan benang emas.
Iriana juga mendapatkan ulos dari istri Gading. Warnanya merah muda berpadu putih. Motifnya benang beraneka warna.
“Ulos yang kami sematkan kepada Presiden adalah bentuk kasih sayang kami. Ulos itu disematkan untuk orang-orang terhormat,” kata Gading.
Menurut Gading, dahulu ulos diberikan untuk melindungi dari pengaruh roh jahat.
“Kalau sekarang namanya mengulosi badan. Jadi supaya bersemangat dan bergairah. Dan menunjukkan kecintaan kami pada tamu,” jelasnya.
Dengan ulos itu, Gading berharap Jokowi terus semangat dan konsisten dalam membangun kawasan Danau Toba.
Seelah diulosi, rombongan beranjak melihat-lihat rumah bolon dan kekayaan Huta Siallagan yang lain.
Jokowi dan Iriana dipandu langsung oleh Gading. Dia menjelaskan semua kebudayaan yang ada di Huta Siallagan.
Discussion about this post