• Disclaimer
  • Redaksi/Kontak
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber
Minggu, Juli 3, 2022
Situs Berita Online News Corner
  • Login
  • Beranda
  • News
    • Hukum
    • Bisnis
    • Politik
  • Siantar
  • Peristiwa
  • Lifestyle
  • Seremoni
  • Viral
  • Kabar Militer
  • Redaksi / Kontak
  • Policy
  • Pedoman
  • Disclaimer
No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Hukum
    • Bisnis
    • Politik
  • Siantar
  • Peristiwa
  • Lifestyle
  • Seremoni
  • Viral
  • Kabar Militer
  • Redaksi / Kontak
  • Policy
  • Pedoman
  • Disclaimer
No Result
View All Result
Berita Siantar News Corner
  • News
  • Siantar
  • Peristiwa
  • Viral
  • Kabar Militer
  • Seremoni
  • Hukum
  • Politik
  • Suara Rakyat
  • Lifestyle
Home LIFESTYLE

Perang Batak yang Dipimpin Sisingamangaraja XII Perang Melawan Kerakusan

by REDAKSI
Februari 17, 2019
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke TelegramBagikan ke Twitter
Perang Batak melawan kolonial Belanda yang dipimpin Sisingamangaraja XII, dalam catatan sejarah Indonesia disebut-sebut salah satu perang terlama dan paling menyulitkan Belanda.
Perang yang dimulai pada 1878 itu tidak berhenti sampai Sisingamangaraja XII tewas pada 1907, namun juga tetap berlanjut beberapa tahun kemudian oleh para pengikut setianya. Model perang yang dilancarkan Sisingamangaraja XII itu pun beragam. Mulai dari perang frontal, gerilya, adu strategi sampai diplomasi.

Satu sikap yang patut diteladani dari Patuan Bosar, nama asli Sisingamangaraja XII itu adalah prinsipnya yang tidak mau tunduk kepada Belanda sampai darah terakhir.

Demikian salah satu poin dalam diskusi “Pulas: Menggali Nilai-nilai Kepahlawanan Sisingamangaraja XII”, di Literacy Coffee, Jalan Jati II, No 1, Teladan Timur, Kota Medan, Sabtu malam (16/2/2019). Diskusi itu digelar untuk mengenang 141 tahun pernyataan “Pulas”, yang menandakan dimulainya perang Batak terhadap Belanda pada 16 Februari 1878.

Diskusi menghadirkan 4 narasumber, yakni Raja Julio Sinambela (cicit Sisingamangaraja XII) Wilson Silaen dan John Robert Simanjuntak (dari Forum Sisingamangaraja XII) dan Bapak Bakkara, perwakilan Parbaringin (komunitas penghayat aliran kepercayaan, pengikut setia dinasti Sisingamangaraja). Diskusi dimoderatori Karmel Simatupang.

Bapak Bakkara yang telah berusia 81 tahun, mengatakan, ajaran Sisingamangaraja yang mereka anut hingga saat ini mengedepankan cinta kasih, menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, cinta tanah kelahiran, kesederhanaan dan menolak kerakusan. Karena itu, tutur Bakkara, perang Batak yang dipimpin Sisingamangaraja XII melawan Belanda adalah perang melawan kerakusan.

“Raja Sisingamangaraja, khususnya Sisingamangaraja XII, menolak Belanda yang mau menguasai tanah Batak. Menurutnya itu adalah kerakusan yang harus dilawan,” katanya.

Pembicara lain, Wilson Silaen menjelaskan, sebelum Sisingamangaraja XII mengumumkan “Pulas”, yakni pernyataan tertulis Sisingamangaraja XII ke Belanda yang menyatakan perang, terlebih dulu digelar Horja Bius, yakni musyawarah yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, penetua kampung dari kampung di delapan penjuru mata angin (desa nawaluh) dan juga utusan dari Aceh dan Melayu Langkat. Horja Bius digelar di lapangan di Bakkara. Saatlah ia mendengar masukan dari masyarakat dan pada akhirnya mengambil keputusan sesuai yang disepakati bersama.

“Meski dinasti Sisingamangaraja diakui sebagai pemimpin, tapi dinasti itu tidak punya otoritas kerajaan sebagaimana raja lain, khususnya di Jawa. Itulah yang membuat Belanda bingung. Dia dihormati rakyatnya tapi tidak punya kekuasaan yang sifatnya material,” terang Wilson.

Maka ketika Belanda mulai kewalahan, lanjut Wilson, beberapa kali Belanda mencoba membujuk Sisingamangaraja XII dengan memberikan kekuasaan atas tanah dan wewenang untuk memimpin wilayah itu. Terakhir melalui bantuan delegasi Nommensen, Belanda menawarinya hak memerintah dari Siak sampai perbatasan Aceh, namun hal itu ditolaknya mentah-mentah.

“Sisingamangaraja XII mengatakan, ia bukan menginginkan kekuasaan, namun hanya bermaksud menjaga tanah leluhur dari kerakusan Belanda,” kata Wilson.

Pembicara lainnya John Robert Simanjuntak menimpali, karena sikap, pengetahuan dan nilai-nilai yang ia ajarkan. Sisingamangaraja XII rutin mengunjungi perkampungan dan bila ia melihat ada orang yang terpasung, ia akan membebaskannya. Ia juga menebus orang-orang yang dijadikan budak.

“Dia itu seorang raja yang juga imam, tokoh adat sekaligus tempat orang-orang bertanya tentang banyak hal. Ia anti penindasan, anti kerakusan,” katanya.

Nilai-nilai seperti inilah yang hilang dari orang Batak saat ini. Apalagi belakangan ini mencuat kasus-kasus perusakan Danau Toba yang dasarnya adalah kerakusan.

Raja Julio Sinambela tak banyak bicara dalam diskusi itu. Ia mengatakan, sebagai orang muda saat ini dia masih dalam tahap belajar dari apa yang dicontohkan orang-orang hebat di masa lalu.

Sumber: Medanbisnisdaily.com
Share15SendShareTweet

Related Posts

Narasumber di Sumut Fashion Week 2022, Ketua Dekranasda Taput Ajak Kolaborasi Kembangkan Tenun Ulos

Juni 13, 2022

Sumut Fashion Week 2022 Dibuka, Edy Rahmayadi Optimis Peragaan Busana Bisa Dongkrak Ekonomi

Juni 8, 2022

Polres Simalungun Pastikan Daerah Wisata Parapat, Danau Toba Aman dari Premanisme

April 14, 2022

6 Rekomendasi Produk Maybelline yang Wajib Dimiliki

Desember 14, 2021

Bupati Simalungun Berharap Peserta Danau Toba Rally 2021 Promosikan Wisata di Simalungun

Desember 10, 2021

Bupati Toba Ajak Berlomba Memberi Pelayanan Terbaik Bagi Wisatawan

November 6, 2021

Sudahkah Kita Bersyukur Hari Ini?

Oktober 27, 2021

Ruangan Melati 314 hingga ICU

Oktober 26, 2021

Pemuda Baik Hati

Oktober 23, 2021

Separuh Hidup ada di Handphone

Oktober 22, 2021

Discussion about this post

TERBARU

Segera ‘Pensiun’, Mangatas Silalahi Ingin Golkar Menang

Juli 3, 2022

...

Bobol Rumah, Curi 2 Unit Sepedamotor dan Satu HP. Pria Ini Diciduk Tekab 308

Juli 3, 2022

...

Main Judi Kartu di Kontrakan, Lima Pria Diciduk Polisi

Juli 3, 2022

...

Rekaman CCTV Viral, Sepasang Suami Istri Diciduk Karena Diduga Curi Emas

Juli 3, 2022

...

Hari Bhayangkara Ke- 76, 31 Personel Polres Lampung Utara Naik Pangkat

Juli 3, 2022

...

Kelangkaan Pupuk Bersubsidi Picu Kenaikan Harga Cabai Merah dan Berdampak Inflasi di Siantar

Juli 3, 2022

...

Yonif 122/TS Menggelar Upacara Penerimaan Dan Pelepasan Prajurit

Juli 3, 2022

...

Samsul Sitorus Diciduk, Curi Becak Barang di Tanjungbalai

Juli 3, 2022

...

Trending

  • Tiomsah Pasaribu Ditemukan Borunya Tewas di Rumahnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Enam Orang Diamankan saat Grebek Kampung Narkoba (GKN) Empat Positif dan Dua Negatif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Tak Ada Izin Galian C PT SPM Beroperasi di Taput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembangunan Mall di GOR Siantar Abaikan Keberadaan Kantor KNPI Siantar, Pemuda akan Bergerak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mantan TKW Hongkong Buka Investasi Bodong, Dua Ratus Miliar Telah Masuk Rekeningnya dari Ribuan Korban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seorang Pria Diciduk Jual Ganja di Lapo Tuak Jalan Gereja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
ADVERTISEMENT
close
  • Disclaimer
  • Redaksi/Kontak
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

© 2017-2021 News Corner ID - Designed by: Bang Ze

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
    • Hukum
    • Bisnis
    • Politik
  • Siantar
  • Peristiwa
  • Lifestyle
  • Seremoni
  • Viral
  • Kabar Militer
  • Redaksi / Kontak
  • Policy
  • Pedoman
  • Disclaimer

© 2017-2021 News Corner ID - Designed by: Bang Ze

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In