Berbagai persiapan menjelang tanggal 27 Januari 2018 telah disiapkan. Acara paling bersejarah dalam tahap kehidupan dua insan ini sudah dirancang.
Sejumlah rangkaian acara dan adat menuju pernikahan pun sudah terlaksana.
Namun takdir berkata lain, keduanya harus terpisah sebelum pernikahan dilangsungkan. Pada Kamis(11/1) malam yang pekat, Candra Aritonang mengalami kecelakaan di Rantau Prapat, hingga menghembuskan nafas terakhir.
Pesta pernikahan Candra Aritonang dan Dwi Theresia Sipangkar yang direncanakan berlangsung Sabtu 27 Januari 2018 di Tiga Lingga, Dairi, Sumatera Utara pun kandas sudah.
Undangan pesta pernikahan berisi sejumlah foto prewedding yang sudah mereka cetak pun tak sempat mereka sebarkan. Padahal sebelumnya mereka berdua berencana mengambilnya bersama ke Medan pada Sabtu (13/1) kemarin.
Namun itu tinggal rencana yang tak pernah terwujud. Candra Aritonang, Alumni Universitas Medan itu dimakamkan Jumat (12/1) di kampung halamannya Tiga Lingga.
Candra Aritonang telah pergi menghadap sang khalik. Ungkapan dukacita yang mendalam dari sahabat dan rekan mereka. Candra dan Dwi Theresia Sipangkar adalah alumni Universitas Negeri Medan (Unimed).
Para pelayat yang datang ke rumah duka pun tak kuat melihat rangkaian acara persemayaman jenazah candra yang dihadiri calon istrinya yang juga alumni jurusan antropolgi Unimed itu.
Berikut postingan Dwi Theresia Sipangkar,
“Hasian @candra.aritonang lihat ini undangan kita, uda siap ini. Kapan kita kemedan? biar kita ambil, kita bagikan.. Ayok min bangg.. Ayokk lahh.. masa aq sendiri ke medan..Ayok lah, yokk” tulisnya.
Ucapan dukacita pun disampaikan teman, kerabat serta netizen dalam postingan Dwi Theresia Sipangkar itu. Netizen pun menuliskanya ucapanduka dengan rasa sedih dan duka mendalam hingga membagikan postingan tersebut lebih dari lima ratus kali.
Berikut sebagian komentar yang dibubuhkan netizen dalam postingan tersebut.
Iyenyensipangkar: Sabar ya kak….tetap smangat..hdup msh panjang..mungkin inilah yg terbak buat km, jangan menyerah da putus asa,
Eliyah Nababan: Turut berdukacita ka.. walaupun gak kenal kebayang gmn sedih nya. Semoga diberi kekuatan ketabahan. Tuhan pasti sudah punya rencana indah buat kaka
MaRel THè Oñe: Yg kuat y dek tere.. Gag gampang menghadapi ini semua. Tpi ikhlas kan lah dn berserah sm Tuhan..pasti ada pelangi sehabis hujan.
Gustinasiampapaga Siampapaga Gusti Turut Berduka cita,,sedih bangat memang,,Manusia berencana Tuhan lah yg menentukan.sabar,tawakal dan Percayalah dibalik setiap duka,tuhan akan berikan Penghiburan ,karna sesungguhnya Rencana TUHAN itu indah,,mari kita berdoa semoga beliau ditempatkan di tempat kudus,dan buat keluarga di berikan penghiburan,Amin
Delvina Saing: Turut berduka cita dek Tere sipangkar, sedih sampai sy jg meneteskan air mata lihat moment indahmu ini,tp itulah kehendak Tuhan. Kuatkan dlm doa berseralah kepadaNya pasti Tuhan beri yg terindah untuk mu dek…slm dan doa Kami Alumni SMU St. PETRUS SIDIKALANG ANGK 2000
Dwi Theresia Sipangkar yang dihubungi newscorner.id lewat whatsapp masih dalam keadaan berduka. Ia hanya membalas beberapa pertanyaan dengan singkat.
Pernikahan yang tak jadi berlangsung ini pun menyisakan duka bagi yang ditinggalkan.Ucapan duka juga membanjiri laman Facebook Chandra. Pada salah satu postingan Chandra tertanggal 8 Januari 2018, Ia memposting potonya bersama Dwi Theresia Sipangkar.
…Foto…..
Steven Ginting: Selamat jalan bg, semoga kau tenang bersamaNya sana. Terimakasih atas apa yang kau bagikan selama ini kepada ku bang.
Lasty Shynaga: Turut berduka?? Kiranya Tuhan yang memberikan ketabahan buat keluarga dan calon istri mu ya ito. Tenang lah bersama bapa di surga.
Fitria Sukesih Manik: Kaget dengar berita kepergianmu, bang. Jelas sekali banyak cerita kita bersama MUDIKA SDK beberapa tahun silam.
BACA JUGA : GAK KUAT LIAT VIDEO MANDAR PERPISAHAN DENGAN CALON ISTRI
Tingkahmu sering konyol tapi sangat peduli sama teman-temanmu. Selamat jalanlah ya, bang. Selamat menjalani kehidupanmu yang baru. Dan semoga semua orang-orang yang kau kasihi dan mengasihimu diberi kekuatan atas kepergianmu. Damai disana ya, bang. Rip Candra Aritonang.
Jongga Manullang:Turut berduka cita yg sedalam-dalamnya semoga keluarga yg ditinggalkannya tabah dan senantiasa dlm lindungan Tuhan. Slmt jln sdrku Candra Aritonang.
Santy Demora: RIP Anak baik, Bere baik, Sahabat Putriku baik,sopan, ramah, penolong, kaget tangis kami, tenang di Sorga, semoga Papa mama dan adik2 serta calon istri, keluarga dan sahabat, diberi Ketabahan dan Penghiburan dari Tuhan. God Bless.
Juni Purba: selamat jalan bg candra yg baik, selamat bertemu dengan tuhan yesus dan selamat menjalani kehidupan baru d sana, semoga keluarga yg d tinggalkan d beri ketabahan, damailah di sana ya bng…
Mitha Ciiboru Tumorang: Wlaupun aku tdk mengenal Kmu to .. selamat jalan y to. Semoga kebaikan mu to menjadi conton buat kmi. Satu persatu saya baca komen orang..dibilang ito orang yg baik dan Rama sekali lgi selamat Jlan ito???.
Buat keluarga yg ditinggalkan yg sabar dan kuat. TUHAN sudah lebih sayang sama ito Candra.
Berikut salah satu ucapan duka yang dituliskan Arjuna Bakkara, seorang sahabat Candra semasa kuliah di Unimed. Candra adalah sahabat yang baik dimata temannya.
“SELAMAT JALAN SAHABATKU, HORMATKU BAGIMU”
Pagi tadi, jemari masih kaku. Tak berapa lama setelah bangun dari tidur, kebekuan jemari berubah menjadi liar mencari tau tentang kebenanaran cerita-perberita di timeline Medsos postingan teman-teman.
Pertama sekali berita itu aku lihat di postingan Facebook kawan Rini Hotdiana Sinaga.
Awalnya aku melihat fotomu bersama pasanganmu yang harusnya sebentar lagi jadi istrimu.
Lalu, kuikuti membaca caption foto itu.
Isinya mengejutkan, kau sahabat lamaku, dikabarkan telah berpulang akibat kecelakaan di Rantau, Dini hari. Candra Aritonang, Jurusan Ilmu Keolahragaan (Ikor) Stambuk 2009.
Mendengar salah satu sahabat terbaik berpulang, pastilah hati remuk. Sanking tak percaya ruh pun seolah terbang menembus ubun-ubun.
Hingga kuulangi membaca postingan per postingan di Medsos maupun percakapan di grup WhatssApp, masih saja sulit untuk kupercaya dan tak bisa diterima.
Meski pada akhirnya aku pun harus dipaksa percaya setelah berkomunikasi dengan beberapa kawan tentang kepergianmu ke alam baka.
Mau tak mau harus menerima kenyataan pahit tentangmu sahabatku. Padahal kau sudah akan menikah dengan Dwi Theresya Sipangkar yang juga adik kelasku 27 Januari 2018 nanti. Terpukul sekali rasanya kawan.
Kegelisahanku terus memuncak. Pikiran pun kacau membayangkan seorang sahabat terkena benturan keras tergeletak di aspal hingga tak bernyawa. Tubuhku gemetar dan nyeri membayangkan itu kawanku.
Rasa sedihku pun semakin menjadi-jadi, tat kala membayangkan saat masa-masa kuliah dulu bersamamu.
Cukup panjang cerita denganmu sobat, saat pertama-tama mulai kenal di tahun 2009 silam hingga akhirnya mengambil jalan masing-masing setelah wisuda tahun 2013 lalu. Meski kita berbeda dulunya berbeda jurusan di perkuliahan, tapi dalam keseharian hampir selalu bersama, sampai teman-teman lain bilang kita “kembar”.
Banyak pelajaran berharga yang aku dapat darimu kawanku. Si palambok pusu-pusu do ho laeku (Kau bisa meredam emosi).
Tak berlebihan aku menyebutmu demikian. Kau termasuk satu dari teman terbaik dalam masa-masa menghadapi betapa susahnya menjadi anak kos.
Dongan marsileanan marsijaloan do ho laeku. (kau pernah menjadi teman meminjamkan uang dan untuk dipinjamkan uang) ketika akhir bulan tiba saat sama-sama berjuang pada masa kuliah. Kau orang yang paling mengerti keadaan kawan.
Bahkan ketika aku terjangkit demam berdarah, yang saat itu dirawat di Klink Sally Jalan Tempuling, Pancing, Medan.
Kau satu dari sahabatku yang paling setia menungguiku hingga benar-benar sembuh. Masih kuingat jelas kawan.
Kau pernah menjadi kawan yang benar-benar kawan. Kawan waktu susah maupun senang, bahkan dalam segala kondisi. Mulai bercanda hingga serius.
Pernah juga satu ketika aku pernah kehabisan uang ketika kos di Jalan Rela dekat Simpang Unimed. “Betama ma mangan lae, adong do hepenghu di son (Ayoklah makan lae, aku masih punya uang),”katamu.
Selepas itu juga kau pun berikan aku pinjaman untuk beli beras. Tapi, kini kau telah pergi menuju kedamaian yang abadi sahabatku.
Tanpa melebih-lebihkan, kau memang satu dari Sahabatku yang terbaik kawan.
Meskipun sebentar lagi sudah akan membaur dengan tanah, tak akan pernah kulupakan Kebaikanmu. Foto ini akan terus berbicara hingga dunia masih ada, dan biarlah foto ini yang menjadi obat luka dan penawar rindu untukku kawanku.
Adilikku Dwi Theresia Sipangkar, tabah dan kuatlah kawan. Deritamu juga derita kami. Betapa pahit yang kau rasakan ditinggal pergi calon suamimu itu. Sabarlah dik!!Demikan juga keluarga yang ditinggalkan, semoga tetap kuat dan tabah atas peristiwa ini.
Hormatku Bagimu Sahabatku!!,” Demikian Arjuna Bakkara menuliskan ungkapan duka atas kepergian sahabatnya itu. (Vay/Foto: FB)
Discussion about this post