
Ramadhan duka, dan jadi kenangan pahit seumur hidup pasangan Bandiman dan Titik Rini, warga Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,Jogjakarta. Di penghujung senja, Minggu (25/3) usai menyantap takjil gratis, nyawa putra mereka melayang, racun dalam sate merenggut jiwa Naba anaknya.
Berawal dari orderan offline yang diterima Bandiman pengemudi ojek online (Ojol) di mengantar paket makanan yang ditujukan kepada keluarga Tomi di Villa Bukit Asri, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Namun karena merasa tak mengenal pengirimnya, penerima menolak dan menyerahkan paket untuknya.
Ternyata sate yang ia bawa pulang dan dimakan bersama anak istri beracun. Menewaskan, Naba Faiz Prasetya kelas IV Sekolah Dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul.
Peristiwa itu viral di media sosial. Polisi pun mengusut kasus tersebut.
Polisi pun menangkap wanita yang mengirimkan paket sate beracun itu. Ternyata sate beracun itu rencananya ditujukan untuk Tomi, polisi berpangkat Aiptu yang bertugas di Polres Jogjakarta.
Pengirimnya, Nani Apriliani Nurjaman alias Tika (25) warga Desa Buniwangi, Kecamatan Palasan, Majalengka, Jawa Barat, wanita yang sehari-hari diketahui bekerja di salah satu salon kecantikan di Kota Jogjakarta.
Motifnya dendam asmara. Namun wanita itu tak menyangka niat membumbui sate dengan bubuk sianida untuk diberikan ke kekasihnya Tomi akan salah sasaran.
Kasatreskrim Polres Bantul AKP Ngadi mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui langkah Tika membeli Kalium Sianida karena bingung diputus kekasihnya.
Kemudian, tersangka meminta saran R, teman prianya yang sebenarnya menaruh hati ke tersangka.
“Oleh R disarankan diberi pelajaran dengan racun. Katanya efeknya mulas dan mencret saja,” kata AKP Ngadi di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021).
Dia menjelaskan, R diketahui mencintai Tika . Namun, cinta itu bertepuk sebelah tangan karena Tika lebih memilih mencintai Tomy. Meski demikian, R dan Tika tetap berteman baik dan setiap ada masalah antara Tika dan Tomi, R selalu menajdi tempat curhat Tika.
“Atas saran R kemudian Tika membeli kalium sianida padat di toko online. Kemudian bubuknya ditaburkan di bumbu sate,” katanya.
Namun paket takjil sate maut tidak diterima Tomi dan istrinya. Sate itu justru dibawa pulang Bandiman karena ditolak istri Tomi.
Kini polisi telah menahan Nani Apriliani Nurjaman alias Tika, dan mendalami keterlibatan R dalam kasus tersebut.
Diberitakan Newscorner.id sebelumnya, seorang pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengemudi ojek online bernama Bandiman itu mungkin dengan senang hati membawa bungkusan sate yang diserahkan penerima kiriman itu padannya.
Pulang ke rumahnya di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Bandiman pun menyantap sate itu bersama anak dan istrinya saat berbuka puasa. Namun petaka datang, mereka mengalami keracunan setelah menyantap sate itu.
Sang anak, Naba Faiz Prasetya kelas IV Sekolah Dasar (SD) Muhamadiyah IV Karangkajen, Sewon, Bantul itu tetiba merasakan panas dan berlari menuju kulkan untuk mengambil air minum. Namun ia tersungkur sebelum menggapai kulkas.
Tak hanya Naba, anak yang bercita -cita menjadi pemadam kebakaran itu yang mengalami keracunan pasca menyantap sate. Titik Rini, istri Bandiman pun keracunan. Bandiman sempat membawa anaknya itu ke rumah sakit, namun nyawa Naba tak tertolong.
Peristiwa memilukan itu menimpa keluarga Bandiman pada Minggu (25/4/2021) lalu. Dikisahkan Bandiman kepada wartawan, awalnya ia menerima orderan offline dari seorang wanita di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta.
Meski secara SOP, ia tak diperkenankan oleh perusahaan pemilik aplikasi untuk menerima orderan offline, namun dengan alasan wanita tersebut tak punya aplikasi dan Bandiman pun butuh uang, maka ia terima tawaran dari wanita itu untuk mengantakan dua kotak lontong sate.
Wanita itu pun memintanya untuk mengantarkan makanan itu kepada seseorang di Kapanewon, Bantul. Bandiman lalu meminta ongkos sebesar Rp 25.000, tapi wanita tersebut justru memberinya Rp 30.000.
Sepedamotor dipacunya menuju alamat penerima. Setelah menemukan alamat yang dituju, paket pun ia serahkan, namun Tomi yang disasar sebagai penerima menolak menerima karena merasa tidak memesan paket takjil.
Ia pun mengaku tidak memiliki teman bernama Hamid, di mana sesuai pesan wanita pengorder agar disampaikan bahwa paket itu dari Hamid di Pakualam.
Sate itu pun diiklaskan untuk dibawa pulang oleh Hamid. Namun ternyata berujung petaka, anaknya meninggal dunia setelah menyantapnya.
Kejadian yang dialami keluarga Bandiman itu tersebar luas setelah diposting oleh seorang pemilik akun di group info jegatan jogja.

Discussion about this post