Kejadian yang menimpa Martina Martini (23) ini cukup gila dan membuat sedih serta marah bagi banyak orang. Apa lagi keluarga dan teman-temannya.
Gadis cantik yang terakhir tercatat sebagai salah seorang mahasisiwi semester tujuh, jurusan Bahasa Inggris Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja ini ternyata dibunuh lalu disetubuhi oleh pelaku.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh polisi terungkap hal mengerikan atas kematian wanita ini, Pelakunya ternyata seorang mahasiswa pelayaran. Bahkan hal paling mengerikan, usai membunuhnya, pelaku menyetubuhi mayatnya.
Motif sementara akibat sakit hati karena cintanya ditolak. Putra alias Utta (19), mahasiswa Pelayaran Barombong Makassar, asal Kampung Gentengan Desa Rante Kalua, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja tega membunuh wanita pujaan hatinya, Martina Marni.
Parahnya, setelah dipastikan tewas pelaku langsung menyetubuhi jasad korban sebelum dibuang.
Informasi dihimpun, pembunuhan itu terjadi pada 19 Desember 2017 lalu. Jenazah korban yang juga seorang mahasiswi Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja, ditemukan di semak-semak di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja.
Sementara usai melakukan pembunuhan itu tersangka sempat kabur sebelum akhirnya berhasil diringkus Tim Khusus Polda Sulsel yang dipimpin Ipda Arthem.
Tersangka diringkus pada Sabtu (23/12) sekitar pukul 11.00 WITA di tempat persembunyiannya di Kompleks Pelayaran Barombong Kecamatan Tamalate, Makassar.
“Tersangka Putra Alias Utta melakukan pembunuhan terhadap korban karena cintanya di tolak oleh korban,” ungkap Kombes Pol Dicky.
Di hadapan polisi, Utta mengakui semua perbuatannya. Dijelaskan dia, mayat Marni dibuang setelah dirinya puas melampiaskan nafsu seksualnya.
“Tersangka sudah diamankan bersama barang bukti HP milik korban (dua unit merk Samsung) yang diambil oleh tersangka setelah melakukan pembunuhan,” pungkasnya.
Kematian Martini tersebut sebelumya telah membuat ratusan rekan Martina Marni, Mahasiswi UKI yang tewas secara mengenaskan menggelar aksi damai di depan kampus mereka, pada Kamis (21/12) malam lalu.
Aksi dilakukan dengan membakar seribu lilin sebagai simbol duka cita mendalam akibat tragedi yang menimpa Mirna.
Dengan membawa sejumlah poster, satu persatu mahasiswa lakukan orasi secara bergantian. Selain, mahasiswa sejumlah organisasi juga mengikuti aksi ini.
“Ini adalah duka kita semua. Bukan hanya jurusan Bahasa Inggris, tapi seluruh civitas akademika UKI Toraja, berduka atas tragedi saudari kita” ujar salah seorang rekan mirna dengan terbata-bata.
Sebelumnya diketahui Martina Mirna ditemukan tewas bersimbah darah di hutan pinus Marrang, kecamatan Mengkendek pada 19 Desember 2017 lalu.
Matina Marni ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi tubuh mengalami luka robek di bagian punggung dan jasadnya ditutupi semak belukar.
Informasi dihimpun, ia meninggalkan rumah sejak Kamis(19/12) sekitar pukul 07.00 WITA dan berpamitan pamit hendak pergi kampus untuk kuliah.
Namun karena tak kunjung pulang ke rumah, warga pun beramai ramai melakukan pencarian. Alhasil, Marni sudah ditemukan tak bernyawa pada sore harinya.\
“Pagi-pagi sekali dia sudah pamit tinggalkan rumah mau ke Kampus. Ia janjian sama temannya ketemu di Mebali. Tapi temannya heran karena jam 8 nomor korban sudah tidak aktif. Ada luka robek di bahagian belakang. Tadi ditemukan warga sekitar pukul 17.45 WITA,” kata Mama Jefry salah satu keluarga seperti dikutip dari Torajadaily.com(Red)
Discussion about this post