Peristiwa tragis dan cukup menyisakan luka bagi klan marga Situmorang. Betapa tidak, diduga karena persoalan ejek mengejek soal pemilihan kepala desa serentak yang diselenggarakan di Samosir beberapa waktu lalu, Jerikson Situmorang meregang nyawa pada senin (16/12) sore sekitar pukul 17.00 WIB di Rumah Sakit Umum Dr.Andrianus Sinaga di Pangururan.
Kasat Reskrim Polres Samosir AKP Jonser Banjar Nahor Selasa (17/12) kepada Newscorner.id menyampaikan kematian Jerikson Situmorang (35) warga Lumban Gaol, Desa Parsaoran Urat, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, berawal dari peristiwa penganiayaan yang dilakukan Prengki Situmorang (25) warga yang sama pada Jumat (13/12) malam sekitar pukul 21.30 WIB silam.
Di mana malam itu peristiwa berdarah yang melibatkan dua orang yang sama-sama bermarga Situmorang serta masih memiliki hubungan kekerabatan itu diketahui Lasron Situmorang yang kemudian mendatangi saudara korban Manton Situmorang serta memberitahukan kepada bahwa korban telah kritis di parit.
Mendapat informasi tersebut, Manton pun mendatangi lokasi korban berada. Manton mengaku sangat terkejut setelah melihat Jerikson. Ia pun sempat menanyai korban atas apa yang dialaminya. namun korban tak lagi menjawab, sementara itu istri korban, Delima Purba(37) memberitahukan kepada Manton bahwa suaminya dianiaya oleh Prengky Situmorang.
Mendengar hal itu, Manton pun mendatangi pelaku untuk menanyakan sebab musabab penganiayaan yang dialami Jerikson. Dari Prengki kemudian diketahui bahwa ia menganiaya korban karena telah mengejeknya.
Kemudian Manton dan Delima Purba membawa Jerikson Situmorang berobat dan selanjutnya saya melaporkan kejadian tersebut Samosir pada Jumat 13 Desember 2019 lalu. Polisi kemudian mengamankan Prengki Situmorang, dan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara korban yang meninggal dunia di RSU Dr Andrianus Sinaga, Pangururan dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
Discussion about this post