Pagi menjelang siang, Sabtu (3/8) Muhammad Prayindra Lubis (40) menyelinap ke kediaman Endang Lestari (30), di Nagori Pematang Gajing, Gunung Malela, Kabupaten Simalungun. Tindakan warga Karang Bangun Kecamatan Siantar itu mengundang kecurigaan salah seorang warga, Sunar (35).
Sunar curiga Prayindra hendak mencuri di kediaman Endang, yang berprofesi sebagai bidan tersebut. Apalagi, rumah bidan tersebut merangkap toko obat.
Setelah Prayindra diamankan, Sunar mengaku telah membuntuti pria itu sejak dari Nagori Bandar Siantar. Diakui Sunar, ia memang mencurigai Prayindra sebagai pencuri. Soalnya ia sempat kehilangan uang Rp1,5 juta beberapa waktu lalu. Apalagi, ia kerap melihat Prayindra yang bukan warga setempat, berkeliaran di kawasan Bandar Siantar.
Sabtu pagi, Sunar melihat Prayindra berkeliaran di Bandar Siantar. Dia segera berinisiatif membuntuti pria itu. Sunar terus mengikutinya hingga ke Nagori Pematang Gajing.
Di kampung itu, Sunar melihat Prayindra masuk ke rumah sekaligus toko obat milik Endang. Setelah beberapa lama memantau dari kejauhan, ternyata Prayindra tak kunjung keluar dari toko obat.
Tak mau gegabah, Sunar memutuskan menemui beberapa warga di kampung itu. Lantas, ia menceritakan kejadian yang dilihatnya.
Sunar juga mengaku pernah kehilangan uang dan mencurigai pria yang masuk ke rumah Endang sebagai pelakunya.
Selanjutnya, sejumlah warga bersama Sunar mendatangi rumah Endang. Ternyata Prayindra masih berada di dalam toko obat. Padahal kemudian diketahui, si empunya rumah tidak berada di rumah. Suami Endang, Ardiansyah diketahui sedang menarik angkot. Di rumah itu hanya ada asisten rumah tangga yang sedang bekerja di dapur.
Setelah mengamankan Prayindra, warga menghubungi Endang dan suaminya. Segera, pasangan suami istri itu pulang. Begitu tiba di rumah, Endang yang ternyata selama ini sering kehilangan uang, langsung histeris. Ia berteriak dan menyebut Prayindra sebagai pencuri.
“Mendengar teriakan Endang, warga lainnya berdatangan,” tambah seorang warga saat berada di Mapolsek Bangun.
Akhirnya warga sepakat membawa Prayindra ke kantor Pangulu Nagori Pematang Gajing. Lalu, Pangulu Nagori Pematang Gajing Sunarno menghubungi pihak Polsek Bangun dan Koramil setempat.
Di kantor Pangulu, Prayindra mengaku sebenarnya ia informan polisi dari Satuan Narkoba. Polisi tersebut, katanya, bermarga Manurung. Namun ia tidak menyebutkan tempat bertugas si Manurung tersebut.
“Di dalam tasnya banyak kali surat-surat, macam tagihan kredit kendaraan,” tambah warga lainnya.
Saat Prayindra berada di kantor Pangulu, banyak warga berdatangan. Warga yang merasa pernah kehilangan uang dratusan ribu hingga jutaan rupiah sempat emosi. Mereka minta Prayindra dikeluarkan dari dalam kantor Pangulu.
Bahkan, beberapa warga menggiring Prayindra keluar. Tak ayal, begitu di luar, pria itu langsung dihajar warga. Untungnya polisi segera tiba.
“Lukanya cukup parah. Wajah dan badannya lebam. Bahkan dia sempat buang air besar. Kalau barang bukti tidak ada ditemukan,” kata seorang warga.
Suami Endang, Ardiansyah mengaku tidak ada barang yang hilang dari rumahnya. Bahkan handphone yang terletak di dekat televisi masih utuh.
Diakuinya, ia memang pernah kehilangan uang Rp7 juta dari atas lemari di kamar tidur.
“Itu dua tahun yang lalu. Kalau Rp100 ribu dan Rp50 ribu sudah sering,” kata Ardiansyah yang ditemui di Mapolsek Bangun.
Pangulu Nagori Pematang Gajing Sunarno, membenarkan ada seorang pria diamankan karena memasuki toko obat milik bidan desa bernama Endang.
“Benar, tadi seorang pria dicurigai melakukan pencurian,” ucap Sunarno.
Sementara itu, Kapolsek Bangun AKP Putra Jani Purba SH ketika dikonfirmasi melalui Kanit Reskrim Ipda Bobby membenarkan pihaknya telah mengamankan seorang pria dari amukan massa.
“Untungnya, tak jauh dari lokasi ada anggota bersama Bhabinsa yang sedang patroli,” kata Bobby.
Setelah diamankan, sambungnya, pria itu dibawa ke Puskesmas Simpang Bahjambi. (*)
Discussion about this post